Eviera Paramita Sandi
Minggu, 22 Juni 2025 | 16:32 WIB
Ilustrasi perang Iran Amerika Serikat. (Antara/Anadolu)

SuaraBali.id - Ketegangan yang terus meningkat antara Iran dan Israel memunculkan pertanyaan krusial yang juga menjadi perhatian Amerika Serikat: apa yang akan terjadi jika Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, meninggal dunia di tengah konflik yang memanas?

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, mengingat Khamenei telah memimpin Iran selama 35 tahun tanpa adanya pengganti resmi yang disiapkan.

Kematian Khamenei, terutama dalam situasi perang, dapat secara signifikan memengaruhi dinamika internal Iran dan, pada gilirannya, membentuk ulang hubungannya dengan Amerika Serikat.

Selama kepemimpinannya, Khamenei telah menjadi poros kebijakan luar negeri Iran, termasuk sikap kerasnya terhadap AS.

Kehilangan figur sentral ini bisa membuka peluang maupun tantangan baru.

Konstitusi Iran menetapkan bahwa pengganti Pemimpin Tertinggi akan dipilih oleh Dewan Pakar, sebuah lembaga yang beranggotakan 88 ulama senior.

Namun, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Mohammad Ali Shabani, seorang analis politik Iran, proses ini berpotensi memicu gejolak internal, khususnya saat negara dalam kondisi darurat perang.

"Jika Khamenei meninggal atau tidak mampu menjalankan tugas, Dewan Pakar harus memilih penggantinya dalam waktu singkat, tetapi fraksi konservatif dan reformis akan bersaing ketat," jelas Shabani kepada Al Jazeera.

Skenario kematian Khamenei di tengah konflik Iran-Israel tidak hanya berdampak pada internal Iran, tetapi juga memiliki implikasi geopolitik yang luas.

Baca Juga: Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju

Ketidakpastian kepemimpinan di Iran bisa memicu kekosongan kekuasaan sementara atau bahkan konflik internal yang dapat mengganggu kestabilan regional yang sudah rapuh.

Lalu siapa kira-kira calon terkuat rezim Khamenei ditumbangkan Amerika?

3 Calon Utama Pengganti Khamenei

1. Ayatollah Ebrahim Raisi (Presiden Iran Saat Ini)

Keunggulan: Didukung Garda Revolusi (IRGC) dan sayap konservatif.

Kelemahan: Terlibat dalam represi politik, termasuk pembunuhan massal 1988.

"Raisi adalah favorit militer, tetapi popularitasnya rendah di kalangan muda Iran," lapor BBC Persia.

2. Ayatollah Mojtaba Khamenei (Putra Ali Khamenei)

Keunggulan: Dianggap sebagai "pangeran terselubung" yang dekat dengan ayahnya.

Kelemahan: Tidak memiliki basis dukungan kuat di Dewan Pakar.

"Jika Mojtaba dipaksakan, bisa memicu protes seperti yang terjadi setelah kematian Mahsa Amini," tulis The Washington Post.

3. Ayatollah Alireza Arafi (Anggota Dewan Pakar)

Keunggulan: Tokoh kompromi antara konservatif dan moderat.

Kelemahan: Kurang pengalaman politik tingkat tinggi.

"Arafi mungkin jadi pilihan jika Dewan Pakar ingin menghindari polarisasi," menurut Iran International.

Dampak Jika Khamenei Tewas

Perebutan pengaruh antara IRGC, Dewan Pakar, dan kelompok reformis.

"Kekosongan kepemimpinan bisa memicu perang saudara kecil di Iran," peringatkan Dr. Ali Ansari, profesor sejarah Iran di University of St Andrews, dikutip dari Financial Times (19 Juni 2024).

Eskalasi dengan Israel

Pengganti Khamenei mungkin akan lebih keras untuk membuktikan diri.

"Jika seorang ultra-konservatif seperti Raisi naik, serangan balasan ke Israel akan lebih brutal," kata Jason Brodsky, analis dari United Against Nuclear Iran dikutip dari CNN.

Protes Massa di Dalam Negeri

Masyarakat Iran yang lelah dengan perang mungkin menuntut perubahan.

"Kematian Khamenei bisa menjadi pemicu revolusi kedua," tulis The New York Times.

Skenario Terburuk: Intervensi Militer

Jika kekacauan terjadi, Garda Revolusi mungkin mengambil alih sementara sebelum suksesi resmi.

Beberapa sumber menyebutkan skenario darurat di mana Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran mengambil kendali.

"IRGC tidak akan membiarkan Iran jatuh ke tangan reformis atau pecah akibat perebutan kekuasaan," tegas Nader Uskowi, mantan penasihat Pentagon untuk urusan Iran, dalam Politico baru-baru ini.

Apa yang Akan Dilakukan AS dan Israel?

Israel mungkin memanfaatkan kekacauan untuk melumpuhkan program nuklir Iran. AS bisa mendukung kelompok oposisi jika ada peluang demokratisasi

"Setiap perubahan kepemimpinan di Tehran akan jadi momen kritis bagi strategi Barat," ungkap Suzanne Maloney, direktur Brookings Institution, dalam Foreign Affairs.

Artikel ini telah diterbitkan suara.com dengan judul : Ini 3 Calon Pemimpin Tertinggi Iran Jika Ali Khamenei Tewas Dalam Perang

Load More