SuaraBali.id - Di tengah gemerlap pariwisata Bali yang mendunia, tersembunyi kisah-kisah perjuangan muda-mudi Bali yang tak gentar bermimpi besar.
Salah satunya adalah Gede Putu Anggita Pratama, pemuda berusia 30 tahun asal Tabanan, yang bersama sang istri, Ni Made Dwi Agam Armini (29) dari Badung, berhasil membangun kerajaan bisnis pakaian Yoga dan olahraga lainnya dengan sentuhan digital marketing yang cerdas.
Pasutri ini adalah satu dari sekian pengusaha muda yang sukses membangun kerajaannya lewat marketplace Shopee dan mengubah hidupnya menjadi impiannya di masa muda, keluar dari jerat sebutan "orang tak mampu".
Berawal dari tekad untuk mengubah nasib dan enggan lagi berkutat dengan keterbatasan ekonomi di tahun 2015, keduanya memberanikan diri menjajal berbagai jenis usaha, dari minuman boba hingga akhirnya menemukan passion dan ceruk pasar di dunia Yoga.
Uniknya ia ternyata awalnya memanfaatkan kain-kain sisa dari pabrik merek ternama dunia seperti Adidas, Nike dan brand-brand dari Singapore yang pembuatannya ada di Bali.
“Kain-kain bekas pabrikan itu dijual nah itu yang dibuat legging lagi dan itulah yang saya jual lagi sama pacar (sekarang jadi istri) dengan modal Rp 300 ribu,” ujar Anggita yang ditemui di rumah sekaligus pabrik AUM Active Wear yang terletak di Tabanan, Bali, Kamis (15/5/2025).
Ia bercerita saat itu hanya membuat 2-4 potong pakaian saja, karena memang modal hanya ratusan ribu. Namun yang tak disangka banyak yang menyukainya, apalagi di tahun itu harga baju Yoga sangat mahal yang mencapai jutaan rupiah.
“Kita jual Rp 180 ribu,” kata Anggita. Ia pun mendapat respons positif dari para penggemar Yoga yang langsung membeli dengan jumlah lebih dari satu.
Ia bercerita awalnya hanya berjualan via WhatsApp karena banyak orang skeptis terhadap marketplace beda seperti saat ini.
Baca Juga: Kisah Haru Nadia, Jemaah Haji Termuda dari Bali ke Tanah Suci Badalkan Mendiang Ibu
“Saya melihat peluang itu karena saat itu banyak startup atau marketplace yang sedang mengedukasi masyarakat di Indonesia seperti salah satunya Shopee,” ujar pria yang melariskan produknya di marketplace berwarna oranye tersebut.
Dapat Endorse Inul Daratista
Terinspirasi dari pengalaman berlatih yoga, mereka melahirkan brand "Aum," sebuah representasi dari "Authentic Unique Manifest."
AUM berawal dari keyakinan bahwa setiap individu terlahir otentik dan unik menjadi landasan untuk menciptakan beragam varian produk yoga, merangkul segala selera dan kebutuhan.
Uniknya, ide-ide desain yang awalnya dianggap "norak" justru mendapatkan sambutan hangat dari pasar, membuktikan bahwa orisinalitas seringkali menjadi daya tarik tersendiri.
“Desainernya adalah yang sedang bicara ini,” ucap Anggita sambil menunjuk dirinya sendiri.
Pria lulusan Stikom Bali ini memanfaatkan berbagai dukungan yang dimilikinya, mulai dari ibu yang merupakan seorang penjahit kebaya, UKM kewirausahaan di kampusnya hingga ia belajar banyak soal digital marketing karena menurutnya itulah masa depan.
Perjalanan bisnis "Aum" dibangun secara organik, menghindari euforia viral.
Selain itu juga didukung adana platform e-commerce seperti Shopee, hingga endorsement tak terduga dari penyanyi dangdut ternama Inul Daratista.
“Jadi gurunya Inul dulu adalah pelanggan AUM, dari situ Inul ternyata mau meng-endorse hanya dengan 20 set pakaian Yoga,” kisahnya.
Puncak kesuksesan mereka terjadi saat pandemi Covid-19 melanda.
Di tengah keterbatasan aktivitas fisik, kesadaran akan kesehatan dan olahraga rumahan justru melonjakkan permintaan produk yoga "Aum" hingga mencapai 100 set per hari.
Saat ini Anggita memberdayakan empat penjahit lokal di Tabanan dengan total ada delapan orang pekerja yang berasal dari sekitar rumahnya.
Tim kerja pun meluas secara remote, merangkul talenta-talenta freelance profesional dari Surabaya dan Jakarta.
Namun Anggita tetap mengedepankan prinsip memberdayakan masyarakat lokal tetap dengan memprioritaskan tenaga kerja di sekitar Tabanan demi efisiensi dan dampak positif bagi lingkungan sekitar.
“Saya fokuskan untuk yang tinggalnya dekat dari sini, karena zero effort juga pastinya,” tambahnya.
Kini bisnis yang berasal dari rumah orantuanya ini telah mencatatkan omzet ratusan juta rupiah per bulan. Dua toko fisik berdiri kokoh di jantung pariwisata Bali, Ubud dan Pengosekan, melengkapi dominasi penjualan online yang mencapai 90 persen melalui Shopee.
Terbaru, partisipasi mereka dalam pameran flow yoga Korea, bahkan menerima permintaan khusus ukuran besar, membuka cakrawala pasar yang lebih luas lagi.
Saat ini seluruh desain lahir dari ide kreatif Anggita dan istri, ia bahkan mampu menghadirkan sentuhan batik Nusantara dan songket dalam koleksi pakaian Yoga.
Kecepatan produksi dan pengiriman menjadi keunggulan dengan sistem pre-order yang seringkali hanya berlangsung satu hingga dua hari untuk pesanan khusus, dan pengiriman pesanan Shopee yang bisa mencapai 50 pieces per hari dan dikirim di hari yang sama.
Ancaman Produk Impor
Dalam menjalankan bisnis pakaian olahraga ini, tentu ada tantangan terutama gempuran produk impor berharga tak masuk akal.
“Harga mereka bisa jauh dari HPP, itu yang tidak masuk akal,” ujar anggota HIPMI Tabanan ini.
Namun demikian, Anggita tetap berpegang teguh pada kualitas produknya dengan menggunakan bahan dari pabrik di Indonesia kendati ia enggan menyebut nama dan lokasi pabrik tersebut.
Saat ini sudah ada lebih dari 100 desain yang telah diciptakan, inovasi dan kekayaan budaya nusantara menjadi andalan mereka untuk menjual produknya sampai ke luar negeri.
Pasutri pengusaha ini, selain memasarkan produknya di marketplace seperti halnya Shopee juga di media sosial Instagram dengan banyak konten yang berkolaborasi dengan pegiat Yoga internasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah