Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 21 Maret 2025 | 15:59 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laku [PVMBG]

SuaraBali.id - Sebanyak 7 penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali dibatalkan karena dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

“Pembatalan penerbangan tujuh pesawat, rata-rata maskapai Australia Jetstar itu, rutenya Australia-Bali atau terutama yang mau ke sini,” kata General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab di Kabupaten Badung, Jumat (21/3/2025).

Menurut General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi mengatakan bahwa pembatalan ini sudah mulai terjadi sejak pukul 08.45 Wita hingga diperkirakan pukul 15.00 Wita.

Untuk sementara rute terdampak Melbourne dua penerbangan, Sydney, Brisbane, Adelaide dan Perth untuk maskapai Jetstar, serta satu penerbangan Air Asia rute Kuala Lumpur.

Baca Juga: 4 Ribu Pemudik Diprediksi Tidak Terangkut Sebelum Pelabuhan Gilimanuk Ditutup Saat Nyepi

Pada penerbangan domestik, hingga saat ini pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai belum melihat pembatalan penerbangan, namun abu erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki memaksa penundaan penerbangan tujuan Labuan Bajo yang dilayani Air Asia.

Selain itu penundaan juga terjadi untuk lima penerbangan internasional yaitu rute Singapura menggunakan Singapore Airlines, Bangkok dengan Thai Air Asia, Kuala Lumpur dengan Air Asia, serta Brisbane dan Melbourne dengan maskapai Virgin Airways.

“Kalau dari BMKG ini sampai jam 3 tapi masih terus kami perbaharui, ini tergantung angin, kalau anginnya bergerak lagi ke area Bali atau tidak akan kami pantau terus, semoga tidak ada pembatalan lagi,” ujar Ahmad Syaugi.

Ia melihat bahwa dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki kali ini tidak separah sebelumnya.

Sehingga bisa dipastikan bahwa pelayanan Bandara I Gusti Ngurah Rai tetap beroperasi sebagaimana mestinya dan tidak ada penutupan.

Baca Juga: Rencana Pemkot Denpasar Mengantisipasi Kepadatan Saat Parade Ogoh-ogoh

"Pembatalan penerbangan ini tidak separah saat erupsi sebelumnya, jauh, kalau saat itu (erupsi pertama) kan sampai mengganggu di dekat wilayah Bali seperti Lombok dan Kupang, ini tidak," kata dia.

Sedangkan terhadap penumpang di rute terdampak diminta aktif mengikuti perkembangan informasi dan berkomunikasi dengan pihak maskapai, sementara pengelola bandara akan terus berkoordinasi dengan unsur-unsur terkait.

Cuaca Buruk di Bali

Sementara itu Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menerbitkan peringatan dini potensi cuaca buruk di sebagian besar wilayah di Bali yang diperkirakan pada 21-23 Maret 2025.

Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho mengimbau masyarakat mewaspadai dampak cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.

BMKG memperkirakan selama 21-23 Maret itu, sebagian besar wilayah di Pulau Dewata masih diwarnai hujan intensitas ringan hingga lebat.

Angin diperkirakan bertiup dari arah barat daya-barat dengan kecepatan hingga 40 kilometer per jam dan tinggi gelombang laut diperkirakan hingga tiga meter di perairan selatan Bali, Selat Bali, dan Selat Lombok.

Berdasarkan prakiraan BBMKG Denpasar, kondisi cuaca itu disebabkan oleh Madden Julian Oscillation (MJO) atau gelombang osilasi non-seasonal terpantau aktif dalam fase lima di Samudera Hindia yang memberi kontribusi pembentukan awan hujan di Indonesia.

Kemudian, pola konvergensi angin berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, ada pola belokan angin yang mendukung pertumbuhan awan hujan, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar 29-30 derajat Celcius dan massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 milibar atau sekitar 12.000 meter.

BMKG mencatat kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Pengguna perahu nelayan diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot atau sekitar 27 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Kemudian, operator kapal tongkang dianjurkan waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Sedangkan, operator kapal feri diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. (ANTARA)

Load More