Eviera Paramita Sandi
Senin, 17 Maret 2025 | 17:01 WIB
Bus Trans Metro Dewata [Instagram @transmetrodewata]

TMD di Bali diluncurkan pada 2020. Koridor pertama meluncur di September 2020 dan ditambah jadi 2 koridor pada penghujung tahun yang sama.

Hingga 2021, ada 4 koridor yang dilayani dengan total penumpang 1,8 juta atau tingkat keterisian mencapai 30,27 persen.

Selanjutnya pada 2022 dioperasikan 5 koridor dan berhasil mengangkut 2,39 juta orang dengan load factor mencapai 37,31 persen.

Sepanjang 2023 TMD Bali mengangkut 2,07 juta orang dengan load factor 38 persen.

Angka ini menunjukkan kenaikan minat masyarakat menggunakan angkutan umum.

Berharap Dilanjutkan

Kekecewaan juga dirasakan penumpang setia Bus TMD karena selama ini telah mengandalkan TMD untuk transportasi mereka bekerja sehari-hari.

Salah satunya adalah Vinsensius (39), pria yang sehari-harinya mengandalkan bus itu untuk bekerja karena ia sendiri seorang penyandang disabilitas tuna netra.

Vinsensius bekerja sebagai tukang pijat panggilan, sehingga dia dapat dipanggil ke banyak tempat.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah & 2 Doa Berbuka Puasa Ramadan 1446 H Untuk Denpasar

Dari tempat tinggalnya di Tabanan, dia bisa menerima panggilan pijat hingga ke Nusa Dua hanya dengan menumpang bus TMD.

Semenjak bus TMD berhenti, ia hanya bisa bepergian mengandalkan jasa ojek online.

Ia harus menerima konsekuensi tarif yang jauh lebih mahal ketimbang saat dirinya biasa menggunakan transportasi Trans Metro Dewata.

“Murah sekali, sangat murah. Karena kami penyandang disabilitas kami punya kartu khusus kenanya cuma Rp2 ribu,” ujar Vinsensius saat ditemui pada Kamis (2/1/2025).

“Sangat-sangat membantu kami. Jadi kami sebagai penyandang disabilitas, kami mohon supaya segera ditindaklanjuti supaya pekerjaan kami bisa dilancarkan,” jelasnya.

Load More