SuaraBali.id - Warga di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi pada enam hari yakni pada 29 Januari hingga 3 Februari 2025.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masyarakat diminta untuk mengantisipasi dampaknya.
“Dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem tersebut, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, rusaknya bangunan dan fasilitas umum lainnya," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran, Rabu (29/1/2025).
Imbauan ini dikeluarkan mengacu pada siaran pers yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Eltari Kupang nomor: e.B/ME.02.04/004/KKOEI/2025 pada 28 Januari 2025 terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah NTT.
"Cuaca ekstrem berupa hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Kecamatan Komodo, Boleng, Mbeliling, Sanonggoang, Macang Pacar, Pacar, Welak, Lembor, Lembor Selatan, Kuwus Barat, Kuwus, dan Ndoso," katanya.
Oleh karena itu, nelayan, pelaku wisata, serta pengguna transportasi laut di perairan sekitar Manggarai Barat, diminta berhati-hati ketika akan terjadi hujan dan angin kencang yang dapat meningkatkan tinggi gelombang dan arus permukaan secara signifikan dari yang sudah diprakirakan.
Saat ini kondisi Labuan Bajo cerah berawan. Namun pada Kamis (30/1) diprediksi cuaca akan kembali hujan disertai angin, karena melihat dinamika atmosfer masih cukup mendukung proses konveksi.
"Kami harapkan masyarakat tetap waspada pada rentang waktu yang sudah kami sampaikan," katanya.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek mengatakan potensi cuaca ekstrem di wilayah NTT pada 28 Januari-3 Februari 2025 berada pada periode puncak musim hujan.
Baca Juga: Waspada, Gelombang 4 Meter Ancam Perairan Bali 20-23 Januari 2025
Terpantau aktifnya Monsun Asia, Fenomena La Nina Lemah, Madden Julian Oscillasion (MJO), Sirkulasi Siklonik, Gelombang Atmosfir Equatorial Rossby dan Kelvin, Seruakan Dingin (Cold Surge), serta adanya daerah perlambatan kecepatan angin (Konvergensi) dan daerah pertemuan angin (Konfluensi) di sekitar wilayah NTT.
Akibat dari kondisi tersebut menyebabkan wilayah NTT berpotensi terjadi hujan sedang hingga sangat lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat dalam sepekan ke depan. (ANTARA)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu