SuaraBali.id - Pembagian makan bergizi gratis bagi siswa disambut baik oleh para guru dan siswa. Namun tidak dengan penjaga kantin sekolah yang selama ini penghasilannya bergantung pada uang jajan para siswa.
Salah seorang pemilik kantin di SMK Negeri 1 Mataram, Nusa Tenggara Barat, Musni mengatakan pemberian makan gratis ini membuat para pemilik kantin dilema.
Pasalnya, pada saat jam makan siang para siswa tidak lagi mengerumuni kantin melainkan menunggu pembagian makanan.
"Berkurang pendapatan kalau adanya program ini," katanya saat ditemui suara.com, Senin (13/1/2025).
Disebutkan, pada pembagian hari pertama di SMK Negeri 1 Mataram pendapatan kantin berkurang jauh dari biasanya. Misalnya, Musni penjual gorengan yang biasanya mendapatkan Rp500 ribu, namun hingga pukul 12.00 Wita kini ia harus ikhlas mendapatkan Rp300 ribu.
"Ini masih banyak jualan kita yang belum laku," katanya.
Jika tidak ada keterlibatan kantin dalam pembagian makan siang bergizi gratis ini bisa-bisa kata Musni kantin gulung tikar atau malas untuk berjualan. Karena pendapatan yang diperoleh berkurang jauh. Apalagi harus membayar retribusi lapak kantin ke sekolah mencapai Rp6,5 juta per tahun.
"Kita harus bayar ini kan setiap tahun. Kalau begini terus ya bisa -bisa mogok jualan," katanya.
Sama halnya dengan Ari Susanti mengatakan pembagian makanan ini berdampak signifikan terhadap jualanya. Karena menu jualannya yaitu nasi bungkus dan buah.
Baca Juga: 26 Daerah Sudah Mulai Makan Siang Bergizi Gratis, Mataram Masih Tunggu Alat Dapur
"Terasa sekali. Kalau jam segini sudah ramai oleh anak-anak yang makan siang. Tapi ini masih banyak yang belum laku," katanya.
Dalam sehari jumlah nasi yang laku terjual yaitu bisa mencapai 100 bungkus. Namun pada awal pekan ini baru terjual sekitar 50 bungkus.
"Begitu ada makan siang gratis anak-anak sudah bilang mau ada makan siang. Apalagi anak cewek kan tahan sampai siang jadi tidak beli sarapan juga," ungkapnya.
Pendapatan yang diperoleh pada hari pertama pembagian makan siang bergizi gratis ini mencapai 25 persen bahkan lebih. Karena pendapatan sehari-harinya yaitu sekitar Rp1 juta.
"Ini hari pertama aja sudah terasa apalagi hari-jari selanjutnya sangat terasa," katanya.
Ia mengatakan, nasi bungkus yang dijual dengan harga Rp6.000. Menu atau lauk bisa dipilih oleh para siswa tergantung kesukaannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran