SuaraBali.id - Situs panduan perjalanan, Fodors, memasukkan Bali ke dalam daftar tempat berwisata yang sebaiknya tidak dikunjungi pada tahun 2025. Faktor overtourism menjadi salah satu penyebab utamanya.
Situs penyedia panduan perjalanan tersebut mengatakan alasannya adalah karena telah menciptakan "kiamat plastik" yang menyeramkan. Hal ini disebut salah satunya akibat overtourism atau dikunjungi turis melebihi kapasitas.
Selain itu akibat pariwisata berlebihan tersebut menyebabkan tekanan kepada warga lokal yang menyebabkan Bali kehilangan identitas budaya aslinya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun membantah jika Bali sudah dalam situasi overtourism. Dia mengakui jika aktivitas pariwisata memang masih terpusat di Bali Selatan.
Baca Juga: Hadapi Kepadatan Akhir Tahun di Bali, Kemacetan Mengerikan Tahun Lalu Diharapkan Tak Terulang
Namun, hal tersebut tidak lantas menjadikan Bali secara keseluruhan kelebihan beban pariwisata. Terlebih, masih ada banyak tempat dan akomodasi wisata yang ada di wilayah Bali Timur, Barat, dan Selatan.
“Tidak ada alasan bahwa Bali overtourism sebagai parameter bahwa Bali tidak direkomendasi kunjungan. Kan Bali secara keseluruhan bisa dikunjungi kemana-mana,” ujar Pemayun saat dihubungi Suara.com, pada Jumat (22/11/2024).
“Ada parameter yang beberapa iya (benar), kita akui di Bali Selatan masih terkonsentrasi di sana,” imbuhnya.
Pemayun menambahkan jika kedatangan turis asing pasa 2019 lalu sejumlah 6,2 juta dan belum dapat disamai pasca pandemi Covid-19. Saat itu saja, rata-rata okupansi kamar di seluruh hotel di wilayah Bali mencapai 80 persen.
Dia menyebut Bali baru bisa disebut overtourism saat jumlah wisatawan yang datang melebihi kapasitas yang mampu ditampung.
Baca Juga: Visi Misi Cagub Bali Saat Debat Dinilai 'Daur Ulang', Frontier : Tak Ada Gagasan Baru
Terlebih, Pemayun juga menjelaskan jika pihaknya tengah menyiapkan penataan di sektor pariwisata di Bali. Termasuk juga dengan mengatur alih fungsi lahan dan kemungkinan untuk melakukan moratorium pembangunan hotel dan vila di kawasan Bali Selatan.
Berita Terkait
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
-
Bule Telanjang Dada di Bali Ngamuk Buat Pasien Takut, Baru Sadar Ketika Polisi Datang
-
Fuji Tertarik Beli Vila di Bali, Ngaku Awalnya Cuma Bercanda tapi...
-
Kebijakan Sampah di Bali Tuai Protes: Larangan Minuman Kemasan Ancam Industri Daur Ulang?
-
Pemprov Bali Disarankan Belajar Kelola Sampah dari India, Adupi: Kebijakan Melarang Bukan Solusi
Terpopuler
- Tenaga Kalahkan Yamaha XMAX, Tampan Bak Motor BMW: Pesona Suzuki AN400 Bikin Kesengsem
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Sudah Dihubungi PSSI, Harga Pasar Pemain Keturunan Ini Lebih Mahal dari Joey Pelupessy
- Segera Ambil Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini, Cairkan Rezeki Siang Hari Bernilai Rp 300 Ribu
- 6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Pilihan
-
Rekam Jejak Wipawee Srithong: Bintang Timnas Thailand, Pengganti Megawati di Red Sparks
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
-
Puji Kinerja Nova Arianto, Kiper Timnas Indonesia: Semoga Konsisten
-
Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
-
Di Balik Gol Spektakuler Rayhan Hannan, Ada Rahasia Mengejutkan
Terkini
-
BRI Dukung Pengusaha Kue Lokal Tien Cakes and Cookies, Usaha Kian Melesat
-
Nasi Tepeng Bali, Menu Sarapan Nasi Lembek yang Membuat Banyak Turis Penasaran
-
Politisi Gerindra Kritik SE Larangan Air Minum Kemasan Plastik di Bali, Bagaimana Solusinya?
-
Diejek Jelek & Tak Ideal, Model Bali Ini Buat Perundungnya di Masa Lalu Menyesal
-
23 Persen Sampah di Bali Dibuang Sembarangan, Diduga Jadi Penyumbang Sampah Laut