Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 01 November 2024 | 18:37 WIB
Ilustrasi tomat (Pexels.com/Pixabay)

SuaraBali.id - Angka inflasi bulan ke bulan di Nusa Tenggara Barat tercatat sebesar 0,09 persen pada Oktober 2024. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pembentuk inflasi tertinggi adalah tomat dan emas perhiasan.

"Sekarang harga emas lagi naik Rp1,5 juta per gram," ujar Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin, Jumat (1/11/2024.

Harga emas Antam yang dipantau melalui laman Logam Mulia bertengger pada angka Rp1,45 juta per gram pada 1 Oktober 2024. Harga emas naik lagi dan tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Sepanjang Oktober 2024, harga emas Antam telah naik sebesar 7,92 persen atau sekitar Rp115 ribu per gram.

Baca Juga: Jelang Tahun Baru, Pemesanan Tiket Gili Tramena Melonjak Namun Ancaman Krisis Air di Depan Mata

Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin menuturkan komoditas emas perhiasan menyumbang inflasi sebesar 0,07 persen. Sedangkan, komoditas tomat menyumbang inflasi hingga 0,17 persen.

Musim pancaroba atau peralihan kemarau ke hujan membuat banyak tanaman tomat mati yang membuat pasokan menurun. Harga tomat di pasar tradisional, seperti Pasar Kebon Roek di Kota Mataram hari ini menembus harga Rp20 ribu per kilogram.

Selain tomat dan emas perhiasan, komoditas yang juga menyumbang inflasi di Nusa Tenggara Barat adalah beras sebesar 0,06 persen, bawang merah 0,03 persen, dan sigaret kretek tangan 0,03 persen.

Adapun komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi adalah ikan layang atau ikan benggol sebesar 0,08 persen, udang basah 0,04 persen, ikan tongkol 0,04 persen, pisang 0,03 persen, dan cabai rawit 0,03 persen. (ANTARA)

Baca Juga: Debat Paslon, Cawagub NTB Nomor 2 Salah Ucap Malah Ajak Dukung Lawannya

Load More