Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 14 Oktober 2024 | 18:41 WIB
Ilustrasi pemandu gunung agung. [Ist]

SuaraBali.id - Di tengah larangan pendakian dalam rangka upacara Karya di Pura Pasar Agung Besakih Giritohlangkir sepasang Warga Negara Asing (WNA) terdeteksi di Gunung Agung, Karangasem, Bali.

Salah satu pasangan WNA yang diduga mendaki tanpa didampingi pemandu tersebut kini sedang berusaha dievakuasi oleh sejumlah pemandu lokal karena mengalami kendala di Puncak Gunung Agung.

Berdasarkan informasi, pasangan WNA yang belum diketahui identitasnya secara pasti itu berasal dari Jerman dan Rusia. Mereka diduga kuat nekat mendaki melalui jalur Pura Pengubengan sejak 12 Oktober 2024 lalu.

Hal Ini dikuatkan dengan temuan sepeda motor di areal Pura Pengubengan. Sampai saat ini kedua WNA tersebut belum kembali, padahal kemarin (13/10/2024) malam terjadi kebakaran hutan di kawasan tersebut.

Baca Juga: Konser Pertama di Bali, Personel DAY6 Juga Cicipi Pie Susu Hingga Nasi Campur

“Kami hanya melakukan pemantauan dari bawah karena target sudah ditemukan oleh pemandu lokal dan saat ini sedang dalam perjalanan turun,” kata Koordinator Pos SAR Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Wiadnyana kepada wartawan, Senin (14/10/2024).

Kelakuan WNA tersebut sangat disayangkan karena mereka nekat mendaki di tengah pemberlakuan larangan untuk mendaki di Gunung Agung berkaitan dilaksanakannya upacara adat warga setempat.

"Aksi seperti itu tentu sangat disayangkan sekali karena pelarangan berwisata ke Gunung Agung tidak dihiraukan. Padahal larangan ini hanya dilakukan saat karya yang dilaksanakan 10 tahun sekali," kata Seksi Publikasi Pura Pasar Agung, I Wayan Suara Arsana, Senin (14/01/2024).

Sebelumnya diketahui, larangan aktivitas mendaki Gunung Agung mulai efektif diberlakukan sejak 1 Oktober 2024 lalu. Larangan ini berlaku di semua pos pendakian selama kurang lebih hingga 2 bulan kedepan sampai tanggal 30 November 2024.

Adapun tujuan penutupan jalur pendakian Gunung Agung bagi wisatawan tersebut sebagai bentuk Yasa Kerti dalam hal perilaku dan perbuatan.

Baca Juga: Konser DAY6 di Bali: Demam K-Pop Jadi Ladang Cuan Mahasiswa

Untuk pelaksanaan karya Nubung Daging Tabuh Gentuh Labuh Gentuh dan Wanakertih di Pura Pasar Agung Besakih Giri tohlangkir tahun 2024 sebagaimana halnya dalam pelaksanaan setiap Yadnya yang besar, perlu didukung dengan pengendalian diri yang baik, sikap dan perilaku yang ikhlas dengan dilandasi kesucian pikiran perkataan dan perbuatan sesuai dengan Lontar indik Panca Walikrama.

Suara sendiri mengaku sudah berusaha untuk menyebarluaskan informasi soal pelarangan pendakian Gunung Agung tersebut baik melalui media masa maupun sosial media dengan harapan informasi bisa tersebar luas dan diketahui oleh seluruh pelaku pariwisata.

"Kita sudah berupaya menyebarluaskan informasi soal larangan mendaki ini, mungkin saja ada wisatawan atau pelaku wisata yang tidak tahu, bahwa ada pelarangan dan kita maklumi, karena keterbatasan publikasi sehinga informasi tidak tersebar secara merata," imbuh Suara Arsana.

Load More