SuaraBali.id - Kampung Serangan, yang terletak di Denpasar Selatan, Bali, memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Letaknya yang strategis di pesisir selatan Bali, menjadikan kampung ini memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan kehidupan maritim dan percampuran budaya.
Kampung ini terletak di pulau kecil yang letaknya berada 5 km sebelah selatan dari Kota Denpasar. Panjang pulau ini sekitar 2,9 km dan hanya memiliki lebar 1 km. Secara administratif, Pulau Serangan yg luasnya sekitar 73 hektar ini termasuk wilayah Denpasar.
Asal Usul Nama Serangan
Nama kata Serangan berasal dari kata Sira dan Angen. Zaman dahulu, banyak pelaut Bugis yang suka bersinggah di Serangan untuk beristirahat dan mencari minum.
Baca Juga: Libur Panjang Maulid Nabi, Kedatangan Penumpang di Bandara Ngurah Rai Meningkat
Saat mereka minum dan beristirahat di pulau ini maka mereka terkena pengaruh dari sira angen yaitu merasa kangen atau sayang dengan pulau ini. Sehingga lambat laun banyak sekali pelaut Bugis yang tinggal dan menetap di pulau ini.
Penduduk awal Kampung Serangan sebagian besar adalah nelayan. Mereka menggantungkan hidup pada hasil laut. Selain itu, terdapat juga kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai petani garam. Letak kampung yang dekat dengan pantai sangat mendukung aktivitas-aktivitas tersebut.
Selama masa penjajahan Belanda, Kampung Serangan mengalami perubahan yang signifikan. Wilayah ini menjadi salah satu pusat perdagangan hasil laut. Nelayan-nelayan dari Serangan memasok ikan dan hasil laut lainnya ke pasar-pasar di Denpasar dan sekitarnya.
Setelah Indonesia merdeka, Kampung Serangan terus berkembang. Pembangunan infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan semakin mempermudah aksesibilitas ke kampung ini.
Pariwisata yang berkembang pesat di Bali juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Serangan. Banyak penduduk yang beralih profesi menjadi pelaku wisata, seperti pemilik homestay, pemandu wisata, atau penyedia jasa transportasi laut.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Sup Kacang Hitam Kental Khas Bali Ini Punya Banyak Manfaat
Budaya dan Tradisi
Berita Terkait
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
-
Bule Telanjang Dada di Bali Ngamuk Buat Pasien Takut, Baru Sadar Ketika Polisi Datang
-
Fuji Tertarik Beli Vila di Bali, Ngaku Awalnya Cuma Bercanda tapi...
-
Kebijakan Sampah di Bali Tuai Protes: Larangan Minuman Kemasan Ancam Industri Daur Ulang?
-
Pemprov Bali Disarankan Belajar Kelola Sampah dari India, Adupi: Kebijakan Melarang Bukan Solusi
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Nasi Tepeng Bali, Menu Sarapan Nasi Lembek yang Membuat Banyak Turis Penasaran
-
Politisi Gerindra Kritik SE Larangan Air Minum Kemasan Plastik di Bali, Bagaimana Solusinya?
-
Diejek Jelek & Tak Ideal, Model Bali Ini Buat Perundungnya di Masa Lalu Menyesal
-
23 Persen Sampah di Bali Dibuang Sembarangan, Diduga Jadi Penyumbang Sampah Laut
-
Mewahnya Hotel Tempat Luna Maya Dan Maxime Gelar Pernikahan di Ubud, Akomodasi Full Sampai 3 Hari