Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 16 Agustus 2024 | 17:44 WIB
Tangkap Layar [Facebook vant dedenk fb]

SuaraBali.id - Seekor ubur-ubur yang mendadak muncul di Pantai Mertasari Sanur membuat heboh warganet. Pasalnya, ubur-ubur yang memunculkan dirinya itu disebut berbahaya.

Dalam sebuah video milik akun Facebook vant dedenk fb memperlihatkan penampakan dari ubur-ubur tersebut.

Menurut informasi yang beredar, ubur-ubur berwarna biru itu adalah jenis ubur-ubur bluebottle. Saat tertangkap kamera, Ubur-ubur ini terlihat sedang berenang ke sana kemari.

Air pantai yang begitu jernih dan bersih semakin menambah kejelasan dari bentuk ubur-ubur tersebut.

Baca Juga: Pemkot Denpasar Mengaku Tak Ingin Ada Beach Club di Sanur Namun Sulit Mengontrolnya

Ubur-ubur atau dikenal dengan lateng ini sangat berbahaya. Para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Mertasari terutama anak-anak dihimbau untuk tidak memegang jika menemukan ubur-ubur tersebut.

Pasalnya untuk menghindari terkena sengatan dari ubur-ubur itu sendiri. Video yang diposting ulang akun Instagram @infobali.viral itu sontak mengundang beragam komentar dari warganet.

“Tanda2 gempa keknya itu,” ujar @la***

“Hati-hati berbahaya,” sahut @ea***

“Pasti ada spongebob dan petrik min,” tulis @ji***

Baca Juga: Menjelajahi Tempat Piknik Gratis di Denpasar

Ubur-ubur Bluebottle (Physalia Utriculus) ini mudah dikenali dengan bentuknya yang gelembung berwarna biru, serta memiliki tentakel panjang kebiruan.

Meski mirip dengan spesies ubur-ubur, hewan ini termasuk dalam ordo Siphonophora kelas Hydrozoa yang kekerabatannya lebih dekat dengan karang api dan hydroid penyengat.

Ubur-ubur bluebottle mempunyai knidosit yang mampu menghatarkan racun saraf proteik yang dapat melumpuhkan ikan kecil.

Kontak langsung dengan tentakel ubur-ubur ini dapat mengakibatkan rasa sakit yang hebat dan gejala sistemik lainnya.

Sengatan ubur-ubur ini mengakibatkan bilur merah disertai pembengkakan dan nyeri sedang hingga parah.

Gejala lokal ini dapat berlangsung selama 2-3 hari. Gejala sistemik sangat jarang terjadi, tetapi dapat berpotensi parah, seperti mual, muntah, demam, peningkatan denyut jantung saat istirahat, sesak napas, atau kram otot perut dan punggung.

Reaksi alergi yang parah tersebut dapat mengganggu fungsi jantung dan pernapasan, sehingga perlu pertolongan medis professional.

Kontributor : Kanita

Load More