SuaraBali.id - Jaringan internet Starlink milik Elon Musk yang beberapa waktu lalu diluncurkan di Indonesia diuji coba oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada kapal pengawas. Hasilnya dengan bantuan jaringan tersebut Kapal Pengawas (KP) Paus 01 bisa mengamankan Kapal Ikan Asing (KIA) yang menjadi buronan sejak satu bulan di WPPNRI 718 Laut Arafura.
Meskipun demikian menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di Kabupaten Badung, Bali, Rabu (22/5/2024) peralatan internet tersebut tergolong mahal dan belum terjangkau bagi nelayan.
“Tertariknya itu justru karena kami kan di laut ya, nah di laut kami sudah uji coba di kapal pengawas, itu bagus di kapal pengawas,” katanya.
Trenggono membeberkan kelebihan jaringan Starlink untuk kapal pengawas fokus pada komunikasi dan video, sejauh ini keamanan data pada kapal terpantau aman, sehingga untuk sementara akan terus digunakan.
“Sudah, kemarin menangkap Run Zeng itu kami salah satunya pakai Starlink, itu kemarin kami menangkap kapal yang mencuri ikan, KM Run Zeng 3 yang di Laut Arafura,” ujarnya.
Meski kementeriannya tertarik memanfaatkan jaringan satelit tersebut, ia mengakui harga dari perangkatnya mahal, sehingga belum dapat digunakan lebih luas untuk nelayan.
“Masalahnya kalau di kapal-kapal nelayan kan kecil itu perangkatnya masih mahal, itu salah satu yang kami lagi minta untuk mungkin dia bisa lebih murah,” ujarnya.
Padahal Starlink memungkinkan untuk digunakan nelayan, namun menunggu harga perangkat lebih terjangkau dan memastikan stabilitas jaringannya lebih jauh.
“Ya iya dong, begitu sudah murah ya harus diberikan nelayan supaya kita bisa tahu persis berapa yang ditangkap, ini kan kepentingannya untuk populasi, tapi tahun ini belum, kami mesti tau dulu dia seberapa besar pengelurannya,” kata dia.
Baca Juga: Pj Gubernur Bali Angkat Suara Soal Pelarangan PWF, Akui Tidak Kenal Ormas PGN
Diketahui jaringan internet satelit Starlink milik CEO SpaceX Elon Musk sudah resmi diluncurkan di Indonesia pada Minggu (18/5) lalu di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod, Denpasar, Bali.
Pemerintah baru memastikan bahwa perangkat ini akan dipasang di puskesmas pembantu sejumlah titik dengan jaringan kurang memadai agar mempercepat pengiriman data kesehatan. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali