Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 13 Desember 2023 | 19:48 WIB
Dokter forensik dr. Dudut Rustyadi saat konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (13/12/2023) [Suara.com/Putu Yonata Udawananda]

SuaraBali.id - Kasus penemuan mayat mahasiswa bernama Aldi Salihatua Nababan (23) di kamar kos di Benoa, Badung pada Sabtu (18/11/2023) menemukan titik terang. Penyelidikan telah dilakukan selama tiga minggu lebih termasuk dengan melakukan autopsi terhadap jenazah.

Dari dokter yang terlibat dalam melakukan visum luar dan autopsi memiliki pendapat yang sejalan jika penyebab kematian Aldi adalah mati gantung.

Mulanya, jenazah Aldi mendapat visum luar saat berada di RSUP Prof. Ngoerah, Denpasar. Dari hasil visum luar, diketahui jika kondisi jenazah sudah mengalami pembusukan.

dr. Dudut Rustyadi yang merupakan dokter forensik dan pemulasaran jenazah RSUP Prof. Ngoerah menyampaikan jika pembusukan jenazah sudah terlihat dari perubahan warna kulit dan pengelupasan kulit ari pada beberapa bagian.

Baca Juga: Pemilik Kos Sebut Mahasiswa Medan yang Tewas di Bali Sosok yang Tertutup

Namun, Dudut menemukan luka lecet tekan yang melingkari leher korban dalam bentuk miring. Luka miring tersebut disebabkan oleh badan Aldi yang aktif dalam proses penggantungan.

“Kalau tali aktif biasanya tali mendatar, tapi kalau pada kasus gantung itu yang aktif adalah berat badan sehingga dia akan menunjukkan arah miring,” ujar dr. Dudut saat konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (13/12/2023).

Jenazah Aldi kemudian baru dilakukan autopsi saat berada di Rumah Sakit Tingkat II Bhayangkara Medan. Dari hasil autopsi, dr. Ismurrizal sebagai dokter forensik di rumah sakit tersebut tidak menemukan luka akibat tanda kekerasan.

Serupa dengan dr. Dudut, dia melihat luka yang ada di leher korban. Selain itu, saat ditemukan, alat kelamin jenazah sudah dalam keadaan rusak. Namun, saat diautopsi dr. Ismurrizal juga tidak menemukan tanda kekerasan.

Dia menemukan adanya pembesaran pada kantong buah zakar, namun setelah diperiksa hal tersebut diakibatkan oleh gas pembusukan. Dia juga menolak anggapan sebelumnya yang menyebut bagian siku korban mengalami pergeseran.

Baca Juga: Polresta Denpasar Sebut Tak Temukan Tanda Kekerasan di Kasus Tewasnya Mahasiswa Medan

“Setelah kita lakukan pemeriksaan semuanya, kami tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan dari jejas (luka) itu saja,” ujar dr. Ismurrizal pada kesempatan yang sama.

Load More