SuaraBali.id - Upacara Adat Mecaru dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan alamnya.
Umat Hindu Bali biasa menyebut upacara ini dengan Bhuta Yadnya. Melansir dari laman kemdikbud.go.id, Bhuta Yadnya adalah suatu upacara untuk menjaga mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan alam lingkungan sekitarnya, sementara caru sendiri arti nya cantik atau harmonis (kitab Samhita Swara).
Mecaru ini juga dilaksanakan sehari sebelum hari raya Nyepi, tepat pada bulan mati (tilem).
Selain itu juga untuk merawat lima unsur alam, yaitu tanah, air, udara, api dan ether.
Upacara Mecaru ini dilaksanakan sebelum Hari Nyepi tiba, yaitu pada waktu Sasih Kesanga. Setiap keluarga yang melakukan upacara ini membuat caru (persembahan) sesuai dengan kemampuan ekonominya.
Persembahan ini biasanya berupa nasi lima warna, lauk pauk ayam, brumbuhan, dan tuak. Kenapa Binatang menjadi salah satu persembahannya?
Penggunaan Binatang (wewalungan) dalam upacara ini mengandung makna penyucian untuk keseimbangan alam mikrokosmos dan makrokosmos.
Permohonan ini ditujukan kepada Sang Bhuta Raja, Bhuta Kala dan Bhatara Kala agar mereka tidak mengganggu umat manusia.
Persembahan tersebut juga sebagai pengharapan tidak akan mengalami hal-hal buruk lagi dimasa mendatang.
Baca Juga: Upacara Tawur Nawa Gempang Butha Slurik, Netralisir Roh Korban Perang di Bali
Upacara Mecaru ini biasanya dilakukan di perempatan jalan dan dilingkungan rumah masing-masing.
Lantas apa makna tersembunyi dibalik adanya Upacara Mecaru ini?
Upacara Mecaru ini berfungsi menanamkan nilai-nilai luhur dan spiritual kepada umat manusia. Mereka diharapkan tetap setia menjaga keharmonisan alam, lingkungan beserta isinya.
Upacara ini juga mengingatkan manusia sebagai makhluk hidup wajib merawat alam yang diumpamakan badan raga Tuhan dalam perwujudan alam semesta beserta isinya.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun