Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 20 November 2023 | 13:46 WIB
Ilustrasi Pebayuhan [Taman Prakerti Bhuana]

SuaraBali.id - Melik adalah salah satu fenomena kepercayaan pada umat Hindu di Bali. Pernah mendengar sebelumnya soal Melik?

Di masyarakat Bali, Melik ini adalah suatu peristiwa supranatural yang bisa menimbulkan korban dan meninggalnya tidak bisa dipikirkan secara logis.

Memang sedikit terdengar menyeramkan, namun fenomena ini sudah diyakini masyarakat Hindu di Bali sejak lama.

Mereka percaya, jika orang yang mengalami Melik ini bisa kehilangan nyawanya di hari-hari keramat di Bali, contohnya seperti pada Kanjeng Kliwon atau Tumpek Wayang.

Baca Juga: Memahami Konsep Karmaphala di Agama Hindu

Konon dipercaya, jika orang-orang melik ini bisa melihat dan merasakan kehadiran makhluk-makhluk gaib atau tak kasat mata.

Mereka adalah orang-orang istimewa, orang-orang pilihan yang dapat berinteraksi dengan dua alam, yaitu alam Niskala dan Skala dalam ajaran Agama Hindu Bali.

Banyak yang mengaitkan pula bahwa orang-orang melik ini adalah orang yang kurang beruntung lantaran hidupnya bak terkena sebuah musibah.

Untuk menghindari adanya musibah yang mendatangi orang-orang melik ini, akhirnya dalam ajaran Agama Hindu percaya adanya pebayuhan.

Dalam sebuah tayangan di Youtube kabarbalihits, Sulinggih, Ida Shri Bhagawan Nabe Mas Dalem Segara menyebut bahwa susah menilai orang terlahir melik. Dijabarkan adanya beberapa istilah melik, seperti Melik Adnyana, Melik Abimata, Melik Ceciren, Melik Apit Wangke, Melik Apit Telaga, Melik Apit Pancoran, dan lainnya.

Baca Juga: 4 Pura di Bali Yang Diyakini Bisa Jadi Tempat Memohon Keturunan

“Sebaiknya melik diruwat atau dipebayuhin melik, agar tidak ada terjadi masalah dalam keadaan tersebut. Contohnya ada yang sering kecelakaan, sakit-sakitan, atau boros dan lain hal. Jadi setiap melik dan kategorinya itu ada ciri-cirinya,” ujarnya.

Pada dasarnya Melik merupakan sebuah tanda lahir, namun ketika sudah dilakukan pebayuhan atau diruwat, niscaya akan membawa kebaikan.

Sementara itu jika tidak ditebus dengan ruwatan, dipercaya bisa jadi akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

Sampai saat ini, banyak orang khususnya umat Hindu yang telah melakukan prosesi pebayuhan nebus melik. Namun hal ini kembali pada keyakinan masing-masing.

Kontributor: Kanita Auliyana Lestari

Load More