SuaraBali.id - Berbicara soal Hari Raya Tumpek Wayang pasti berkaitan dengan anak-anak yang terlahir di Wuku Wayang.
Saat hari raya ini, siapa saja yang terlahir di Wuku Wayang harus melukat dengan Tirta Wayang Sapuh Leger.
Tumpek Wayang ini erat dengan cerita Rare Kumara yang ingin dimakan oleh Batara Kala. Pasalnya, Rare Kumara lahir bertepatan dengan Wuku Wayang.
Melansir dari laman Disbud Buleleng, dalam cerita Wayang Lakon Sapuh Leger, Dewa Kala akan memakan segala sesuatu yang lahir saat Wuku Wayang.
Baca Juga: Makna Hari Raya Tumpek Wayang Tiap 6 Bulan Sekali
Sang ayah, Dewa Siwa memberitahukan pada Dewa Kala bahwa Dewa Rare Kumara Putra Bungsunya lahir pada Wuku Wayang.
Akhirnya saat Wuku Wayang tiba, Dewa Kala mengejar Dewa Rare dan nekat ingin memangsanya. Karena tak ingin dimangsa, Dewa Rare lari menyelamatkan dirinya.
Namun di tengah hari, Dewa Rare sudah tak kuat dan dalam keadaan terengah-engah ia hampir ditangkap oleh Batara Kala, beruntungnya berhasil dihalangi oleh Dewa Siwa.
Melihat Dewa Rare dilindungi oleh Dewa Siwa, Dewa Kala hendak memangsa ayahnya. Dewa Siwa kemudian mengatakan jika ia rela dimangsa Dewa Kala dengan syarat Batara Kala dapat menerka, dan menerka ini serangkuman sloka yang diucapkan Dewa Siwa.
Dewa Kala akhirnya tidak dapat menerka dengan sempurna sloka itu, sehingga ia tidak berhak memangsa Dewa Siwa.
Baca Juga: Kelahiran Wuku Wayang, Cahaya Dalam Kegelapan Bagi Orang yang Membutuhkan
Dewa Kala kemudian menghiraukan ayahnya, dan kembali mengejar Dewa Rare. Di malam itu Dewa Rare bertemu dengan seorang dalang yang sedang menggelar pertunjukan wayang. Dewa Rare masuk ke bumbung gender wayang (musik wayang).
Dewa Kala yang mengejar di belakangnya akhirnya memakan sesajen wayang itu. Ki Mangku Dalang menasehati Dewa Kala agar jangan memangsa Dewa Rare, karena dirinya telah memakan sesajen wayang itu sebagai tebusannya.
Akhirnya Dewa Rare selamat dari terkaman Dewa Kala. Sejak saat itulah akhirnya anak yang lahir bertepatan dengan Wuku Wayang dianggap anak sukerta dan akan menjadi santapan Batara Kala.
Dengan begitu akhirnya anak yang lahir di Wuku Wayang harus dilukat dengan tirta Wayang Sapuh Leger.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari
Berita Terkait
-
Tegas! Goenawan Mohamad Wanti-wanti Prabowo: Jangan jadikan Bali Seperti Singapura atau Hong Kong!
-
Nikmati Keindahan Bali dengan Makan Malam Bergaya di Taittinger Champagne Dinner
-
Perjalanan Karier Syakir Sulaiman, Eks Timnas yang Diciduk Gegara Narkoba
-
BRI Liga 1: Bekuk Bali United, Strategi Khusus PSBS Biak Diungkap Pelatih
-
Bali Jadi New Singapore Dan New Hong Kong Jadi Ramai, Sekjen Gerindra Klarifikasi Ucapan Prabowo
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
-
Review DADOO: Nostalgia Game Ular Tangga yang Bisa Main Multiplayer Secara Online
-
Lucky Hakim Sebut Indramayu Daerah Termiskin & Bupatinya Terkaya di Jabar, Cek Faktanya
-
Emiten Makanan Cepat Saji KFC Gigit Jari, Kini "Jagonya" Rugi
Terkini
-
TPA Sarbagita Bali Rawan Longsor Saat Hujan, DLHK Kerahkan Alat Berat
-
El Nino Picu Gelombang Tinggi di Bali, BMKG Beri Peringatan Dini Pelayaran
-
Kembali Erupsi, Gunung Lewotobi Laki-laki NTT Semburkan Abu 5.000 Meter
-
Video Viral Emak-emak Ngaku Disekap 5 Hari di Villa, Polda Bali : Hoaks
-
Akademisi Unram Sebut Banyak Anak Muda NWDI Kecewa Dengan Langkah Politik TGB