SuaraBali.id - Jumlah perempuan usia produktif yang tidak terserap ke dunia kerja di NTT bertambah. Hal ini diungkap oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT).
Meskipun penambahannya sedikit bila dibandingkan tahun lalu. Adapun Data ini dirilis dalam kategori Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
TPT ini menjadi indikator mengukur tenaga kerja yang tidak terserap dan kurang termanfaatkan per Februari dan Agustus per tahunnya.
Statistisi Madya BPS Provinsi NTT, Indra Achmad S. Souri dalam rilisnya, Jumat 10 November 2023, menyampaikan pendataan yang digunakan ialah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).
Data ini diketahui merupakan TPT per Agustus 2023 sebesar 3,14 persen atau dengan kata lain ada sekitar 3 orang pengangguran dari 100 orang angkatan kerja di NTT.
Dibandingkan tahun sebelumnya ada penambahan sebesar 0,40 persen dibandingkan dengan Agustus 2022.
Indra juga menyebut TPT perempuan sebesar sebesar 3,36 persen atau mengalami peningkatan sebesar 0,14 persen dari Agustus tahun sebelumnya.
Namun bila mencermati angka TPT perempuan sedari 2021sampai 2023 maka diketahui rata-rata perubahan - 0,62 persen atau fluktuatif.
Pada Agustus 2021 angka TPT perempuan cukup tinggi yaitu 3,84 persen, lalu turun jumlahnya di Agustus 2022 sampai 3,22 persen.
Namun pada pada 2023 ini naik lagi ke 3,36 persen.
"Jadi ada sedikit bertambah dibandingkan tahun 2023 ini dibandingkan tahun sebelumnya," katanya sebagaimana dilansir digtara.com – jaringan suarabali.id.
Berbeda dengan TPT laki-laki yang sebesar 2,95 persen tahun ini atau mengalami penurunan sebesar 0,87 persen poin dibandingkan bulan yang sama di 2022.
Paling banyak, kata Indra, ialah pengangguran di wilayah perkotaan yang mencapai 5,26 persen dibandingkan wilayah pedesaan yang berjumlah 2,40 persen.
"TPT perkotaan dan perdesaan memiliki pola yang sama dengan TPT provinsi yaitu turun dibandingkan Agustus 2022, masing-masing sebesar 2,02 persen poin dan 0,01 persen," jelasnya.
Berita Terkait
-
Di Balik Senyum di Posko Pengungsian, Perempuan Sumatra Menanggung Beban Sunyi yang Berat
-
Banyak Perempuan Terjebak Hubungan Toxic, KPPPA: 1 dari 2 Orang Pernah Alami Kekerasan Psikologis
-
Menteri PPPA: Perempuan Alami Trauma Lebih Berat Usai Banjir Sumatra
-
Puan dan Bukunya: Ruang Aman Perempuan untuk Membaca dan Berbagi Cerita
-
Tingginya Fear of Failure Bikin SDM RI Tertinggal, Trust Deficit Antar Generasi Jadi Akar Masalah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran