Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 26 Oktober 2023 | 08:34 WIB
Wisatawan mengunjungi Desa Wisata Penglipuran di Bangli, Bali, Sabtu (27/11/2021). [ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo]

SuaraBali.id - Desa Penglipuran, salah satu desa adat yang terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia. Desa yang sudah menjadi tempat wisata ini konon masih menjalankan tradisi dan budaya-budayanya masih kental.

Desa ini dibangun dengan konsep Tri Mandala, dimana tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah, yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Pembagian wilayah tersebut diurutkan dari wilayah paling utara dan paling selatan. Di wilayah utara ada Utama Mandala. Wilayah ini merupakan tempat suci atau tempat para dewa.

Di bagian tengah yaitu Madya Mandala, yang merupakan pemukiman penduduk. Rumah-rumah ini dibangun berbanjar di sepanjang jalan utama.

Baca Juga: Prof Suryani Ajak Teladani Ajaran Bali Soal Bertapa Sebelum Punya Anak

Kemudian wilayah paling selatan adalah Nista Mandala. Tempat ini adalah zona khusus untuk pemakaman penduduk.

Tempatnya yang strategis, karena berada di tengah-tengah Pulau Bali, membuat Desa Penglipuran banyak dikunjungi wisatawan.

Terlebih lokasinya juga terbilang instagramable, sehingga banyak sekali wisatawan yang mengabadikan momen di setiap sudut desa.

Tak hanya berwisata sekedar untuk mengabadikan momen, di desa ini juga bisa digunakan untuk kegiatan outbond, outing atau gathering.

Nuansa alam pedesaan dan keunikan rumah tradisional Bali yang masih dilestarikan menjadi objek bagi para wisatawan.

Baca Juga: Cuaca Masih Panas Dan Kering, Musim Hujan di Bali Diprediksi Masih Pertengahan November

Bukan sembarang desa, Desa Penglipuran ini juga dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di Dunia.

Berkat kebersihan dan kerapiannya, desa wisata ini berhasil menyabet beberapa penghargaan diantaranya Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award Tahun 2017).

Destinasi ini juga masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.

Kontributor: Kanita Auliyana Lestari

Load More