SuaraBali.id - Musim kemarau yang berkepanjangan tahun ini berdampak pada krisis air bersih di sembilan kabupaten dan kota di NTB. Umat Hindu di pun turut menggelar Mulang Pekelem sebagai ritual meminta hujan kepada Sang Pencipta.
Sebelumnya, umat Islam juga melaksanakan shalat sunnah Istisqa' untuk meminta hujan. Ibadah yang digelar karena tahun ini cuaca yang sangat ekstrim tidak saja berdampak pada krisis air bersih melainkan juga kesehatan.
Ketua Krama Pura Jagatnatha Mayura, Anak Agung Ketut Sudharmawan mengatakan upacara mulang pekelem dilakukan setiap tahun. Pada tahun ini, musim kemarau dirasa cukup panjang dan akan dilakukan bertepatan dengan Bulan Purnama pada saat berada di Danau Segara Anak.
"Tujuan utama mulang pekelem itu mohon hujan. Ini kan kita lagi kekeringan dan biasa ini artinya lagi tidak sejahtera. Oleh raja itu bertapa," katanya Senin (23/10/2023) sore di Pura Mayura.
Ia mengatakan, zaman dulu mulang pekelem ini biasa dilakukan karena mendapatkan pemberitahuan dari Tuhan. Ada empat jenis benda yang akan dilepas dengan sesajen di Danau Segara Anak.
"Ada udang, kepiting, kura-kura dan ada ikan kecil. Nanti itu dalam bentuk emas, perak dan perunggu," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Mulang Pekelem I Wayan Suhartha Putra mengatakan sebelum para peserta Mulang Pekelem berangkat ke Danau Segara Anak maka akan dilakukan pembersihan. Sepulang dari ucapara tersebut para peserta yang sudah melakukan pembersihan tidak boleh keluar rumah.
"Kita mulai pembersihan peserta atau penyucian dulu oleh pendeta. Besok pagi mereka kembali ke sini dan siap berangkat ke Gunung Rinjani," katanya.
Proses akan mulai dilakukan dari tanggal 24 Oktober hingga akhir bulan ini. Pada upacara inti Mulang Pekelem akan digelar selama tiga hari di Danau Segara anak bersama para peserta.
Baca Juga: Foto Bacaleg DPD RI NTB Ini Dipermasalahkan Karena Dinilai Terlalu Cantik
"Kita bermalam tiga malam di sana. Pada tanggal 29 Oktober itu pukul 04.00 wita puncak acaranya di sana untuk acara mulang pekelem pas pada saat bulan purnama," tambahnya.
Pada tanggal 27 Oktober katanya akan ada sebagian dari peserta yang akan naik puncak Gunung Rinjani. Karena akan mengambil air suci yang ada di puncak.
"Kita disini peserta Mulang Pekelem 208 orang. Biasanya banyak ada kelompok kecil itu yang jalan sendiri kesana. Nanti kalau sudah kumpul di sana bisa sampai 500 an orang,” katanya.
Kontributor : Buniamin
Berita Terkait
-
Jeda BRI Super League, PSIM Yogyakarta Liburkan Aktivitas Seminggu
-
Ada Ancaman di Balik Korupsi NTB? 15 Anggota DPRD Ramai-ramai Minta Perlindungan LPSK
-
Akhir Karir Ipda Aris, Terdakwa Pembunuhan Brigadir Nurhadi Resmi Dipecat Tidak Hormat
-
Fakta-fakta Penting Soal Konflik Dua Raja di Keraton Kasunanan Surakarta
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah