Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 21 Oktober 2023 | 08:53 WIB
Alat Musik tradisional Bali, Genggong [Warisan Budaya Takbenda Indonesia]

- Potongan bambu

- Golok

- Alat pahat berbagai ukuran

Proses Pembuatan Genggong Genggong sebagai alat musik tradisional awalnya terbuat dari pelepah daun enau yang sudah tua, kemudian dibentuk sedemikian rupa dengan ukuran panjang sekitar 18 - 20 cm dan lebar sekitar 1,5 - 2 cm.

Baca Juga: Projo ke Prabowo Subianto, Basis Pendukung Jokowi di Bali Juga Akan Berbelok?

Ukuran ini dibagi menjadi beberapa bagian seperti mulut cadik berukuran dua jari, bantang cadik berukuran dua jari, to gambi berukuran satu jari, paha berukuran empat jari, dan pangisiang berukuran satu setengah jari.

Pelepah enau yang sudah dipilih dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Selanjutnya, pelepah yang telah dipotong tersebut di rebus dan keringkan dengan cara dijemur. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kelenturan dari bakalan Genggong tersebut.

Setelah kering kemudian membuat sketsa bentuk bagian-bagian Genggong ( pelayah, ikuh capung) dengan ukuran tertentu, kemudian barulah dipahat.

Genggong dikategorikan dalam 2 jenis, Genggong lanang dan genggong wadon. Genggong lanang mempunyai suara lebih tinggi, sedangkan Genggong wadon mempunyai suara lebih rendah.

Alat musik ini termasuk unik, lantaran suaranya mirip dengan katak yang bersahutan di sawah. Genggong dimainkan dengan memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator.

Baca Juga: Segarnya Es Kolak Ancruk, Minuman Khas Buleleng yang Mudah Membuatnya

Alat musik Bali ini dimainkan dengan cara mengulum (yanggem) pada bagian yang disebut palayah. Adapun jari tangan kiri pemain akan memegang ujung alat sebelah kiri.

Load More