Meski pendidikannya tidak sampai selesai karena harus kehilangan ayahnya pada 1935 membuatnya harus kembali ke Bali.
I Gusti Ngurah Rai memulai karir sebagai militer bergabung dengan sekolah perwira Korps Prajoda yang merupakan salah satu tempat pendidikan militer yang diawasi langsung oleh KNIL di kabupaten Gianyar.
Ia lulus dengan memiliki pangkat letnan dua pada tahun 1940 lalu dikirim ke Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO) di Magelang dan kembali ke Malang untuk melanjutkan pendidikan di Pendidikan Artileri.
Perang Puputan Margarana
Baca Juga: Sosok Dewa Agung Istri Kanya, Ratu Pemimpin Bali yang Memilih Hidup Lajang
Kecerdasan yang dimiliki I Gusti Ngurah Rai membuat dirinya dijadikan sebagai intel sekutu di wilayah Bali dan Lombok ketika masa penjajahan Belanda. Tak hanya itu, kedatangan Jepang di Bali pada 1942 membuat Korps Prajoda yang menjadi satu-satunya pasukan bersenjata yang ada di sana, membuat mereka harus berjuang meskipun tidak mampu melakukan perlawanan secara menyeluruh.
Awalnya, Ngurah Rai cukup setia terhadap Jepang. Namun, ia sadar bahwa kehadiran Jepang juga sama dengan kehadiran Belanda yang sudah menjajah terlebih dahulu dan hanya akan memperburuk keadaan di wilayahnya.
Pada tahun 1944, ia semakin mengecam para penjajah dan bergabung dengan gerakan bawah tanah anti-Jepang menyamar sebagai kepala sel.
Ia mulai menjalin lagi komunikasi dengan teman-teman dan bawahannya semasa masih di Korps Prajoda. Dengan begitu ia menjadi informan untuk sekutu dengan memberi tahu jadwal dan sifat muatan kapal transportasi Jepang.
Setelah Jepang dikalahkan oleh sekutu dan mengumumkan menyerah, I Gusti Ngurah Rai dengan terbuka mendukung kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Asap Pekat Jadi Momok Jalan Raya dan Permukiman di Dekat TPA Suwung
Ketika Presiden Sukarno datang ke Bali dan mengangkat I Gusti Ketut Pudja sebagai gubernur kepulauan Sunda Kecil dengan ibu kota di Singaraja membuat I Gusti Ngurah Rai memiliki hubungan yang erat.
Berita Terkait
-
Resep Es Kuwut Bali Spesial, Takjil Segar dan Istimewa untuk Ramadan 2025
-
Solid! Stefano Cugurra Dukung Persis Solo Tetap Bertahan di BRI Liga 1
-
Detik-detik Pesawat Airfast Bermasalah di Bandara Ngurah Rai Bali, Runway Ditutup!
-
Marak Terjadi di Bali Padahal Dilarang, Apa Itu Praktik Nominee?
-
Profil Noah Leo Duvert, Kiper Muda Bali United yang Dipanggil Nova Arianto ke Timnas Indonesia U-17
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Shalat Tarawih Ala Masjidil Haram di Islamic Centre NTB, Ini Jadwal Para Imam Timur Tengah
-
Skandal Kapolres Ngada: Order Anak Lewat MiChat Lalu Jual Konten ke Luar Negeri, DPR : Pecat Saja
-
Jadwal Imsakiyah & 2 Doa Berbuka Puasa Ramadan 1446 H Untuk Denpasar
-
Imbauan Penting untuk Pemudik Lombok-Bali Jelang Nyepi dan Lebaran 2025
-
Nyoman Dan Ketut Hampir Punah, Gubernur Bali Siapkan Insentif Untuk Kelahiran 2025