SuaraBali.id - Bangunan tempat ibadah umat Kristen, Gereja umumnya berbentuk seperti menara atau kubah. Namun berbeda dengan gereja yang satu ini.
Iya, terbilang cukup unik dan menarik, gereja ini dibangun sesuai dengan daerah asal berdirinya bangunan tersebut.
Bukan berbentuk menara, gereja ini berbentuk seperti pura. Gereja PNIEL Blimbingsari ini menyerupai Pura, yang tak lain tempat ibadah umat Hindu.
Melansir dari laman kebudayaan kemdikbud, Penduduk di Desa Blimbingsari mayoritas memeluk agama Kristen Protestan.
Gereja PNIEL Blimbingsari kental dengan ornament khas bali seperti ukiran-ukiran, candi kurung (kori agung), candi bentar, bale kul-kul sebagai pengganti lonceng yang biasa identik dengan bangunan gereja dan gaya arsitektur bangunan gereja menyerupai wantilan atau bangunan semi terbuka tanpa adanya tembok penyekat bangunan.
Sejarah berdirinya gereja GKPB Blimbingsari
Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda sekitar tahun 1939 muncul berbagai komplik salah satunya terkait komplik agama yang berdampak besar di wilayah Kota Denpasar dan sekitarnya.
Pemerintahan kolonial Belanda akhirnya berinisiatif memindahkan masyarakat yang berkomplik ke wilayah Bali bagian barat di sekitar hutan Desa Melaya yang terkenal angker dan masih lebat.
Beberapa orang dari atas perbukitan sebelah utara Desa Melaya melihat dibagian selatan atau yang sekarang disebut Desa Blimbingsari, ada cahaya yang menyerupai salib. Setelah itu sekitar 30 orang mulai berabas hutan disekitar tempat yang berbentuk salib tersebut dan membuka lahan pemukimanan dan perkebunan.
Baca Juga: Mengenal Struktur Bangunan Pura Besakih, Tempat Ibadah di Bali yang Megah
Pada saat itu pembagian lahan sudah nampak jelas dan dibagi rata dengan cara lotre, masing-masing mendapatkan 2 hektar tanah termasuk 20 are untuk pekarangan.
Rumah penduduk akhirnya tertata dengan baik, tempat ibadah (gereja) dan kantor desa berada di tempat sentral, hutan dan lahan pertanian dibagian utara desa.
Pemakaman berada di selatan desa, khusus untuk bangunan gerja GKPB Blimbingsari dibangun di atas lahan yang memiliki kontur meninggi di bagian pojok perempatan Desa Blimbingsari, gereja menghadap ke arah selatan berhadap-hadapan dengan kantor Desa Blimbingsari.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
-
Strategi Jitu Johnny Jansen yang Sukses Hentikan 11 Kemenangan Beruntun Borneo FC
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran