SuaraBali.id - Sebagai bank yang memiliki concern terhadap pemberdayaan UMKM di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mampu secara berkelanjutan mendorong ekonomi kerakyatan, yang salah satunya ditunjukkan dari pertumbuhan kredit mikro perseroan yang mencapai sebesar 11.47% pada semester I 2023.
Seperti diketahui, perseroan telah mempublikasikan kinerja paruh pertama tahun ini dengan penyaluran kredit secara konsolidasi mencapai Rp1.202,13 triliun. Angka tersebut naik 9,17% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan kredit BRI tersebut tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang sebesar 7,8% yoy.
Adapun segmen mikro termasuk ultra mikro di dalamnya tercatat tumbuh 11,41% yoy, menjadi Rp 577,94 triliun. Dengan demikian kredit mikro berkontribusi 48,08% terhadap total penyaluran kredit BRI.
Terkait hal tersebut, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan bahwa kinerja itu selaras dengan kondisi industri. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit UMKM tumbuh 7,3% yoy menjadi Rp1.308,9 triliun. “Yang paling mendorong tentu saja segmen kredit mikro dan ultra mikro sangat besar,” kata Nailul, belum lama ini.
Baca Juga: Lakukan Persiapan Hadapi Dewa United FC, Josep Gombau Ingin Persebaya Selalu Menang
Diakui bahwa kredit mikro BRI menguat seiring dengan adanya Holding Ultra Mikro (UMi) yang hadir sejak September 2021. BRI menjadi induk dan beranggotakan Pegadaian serta Permodalan Nasional Madani (PNM). Holding UMi ditetapkan sebagai sumber pertumbuhan baru di masa depan bagi perseroan.
Hal itu pun sudah terbukti. Per Juni 2023, sebanyak 18,75% kredit Ultra Mikro BRI merupakan sumbangsih kedua entitas perusahaan anak tersebut. Pada periode yang sama jumlah peminjam kredit ultra mikro BRI naik 10,4% yoy, sedangkan kredit mikro naik 3,7% yoy.
Kredit mikro yang mengalami kenaikan signifikan adalah Kupedes yang tumbuh 43% yoy menjadi Rp 182,8 triliun. Nailul melanjutkan, segmen mikro dan ultra mikro lebih mampu bertahan di era suku bunga tinggi. Sedangkan segmen kecil serta menengah terbilang sensitif terhadap suku bunga acuan.
Menurut Nailul, UMKM skala kecil dan menengah masih membutuhkan waktu untuk pulih. Setelah pandemi Covid-19 terkendali, kedua sektor ini terkena imbas dari ketidakpastian ekonomi global.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengungkapkan bahwa keberhasilan bisnis mikro BRI tak lepas dari pemberdayaan yang secara kontinyu dilakukan. “Konsistensi pertumbuhan yang berkelanjutan bisnis mikro tidak terlepas dari kebijakan BRI yang mengedepankan pemberdayaan kepada kelompok usaha mikro. Sejak tahun 2019, BRI telah mengembangkan kerangka kerja pemberdayaan yang berbasis offline maupun online dalam rangka mempercepat UMKM naik kelas secara literasi. Kerangka pemberdayaan yang dimiliki oleh BRI tersebut mampu mengakselerasi UMKM naik kelas melalui kemudahan akses layanan kepada 36 juta nasabah pinjaman dari ekosistem ultra mikro,” urai Supari.
Baca Juga: Gabungan Pelaku UMKM Desak Kemenkes Keluarkan Aturan Tembakau Dari RPP UU Kesehatan
Pemberdayaan yang dilakukan semakin powerfull dengan resources yang dimiliki BRI berupa jaringan outlet, yakni 1.013 kantor, dimana terdapat 3 layanan entitas ultra mikro didalamnya. Selain itu, BRI telah mengintegrasikan sistem human capital, sehingga saat ini terdapat 66 ribu relationship manager yang mampu menjangkau segmen ultra mikro. ”Dalam proses operasionalnya, BRI juga telah memanfaatkan teknologi dalam rangka memperbaiki business process sehingga para tenaga pemasar 3 entitas menggunakan satu platform layanan sehingga semakin fleksibel dan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun,” pungkas Supari.
Berita Terkait
-
Bakal Ada Wasit Asing Ngawal Pertandingan Rawan di 7 Laga Sisa BRI Liga 1
-
Pemberdayaan BRI Bawa Pengusaha UMKM Aksesoris Fashion Tembus Pasar Internasional
-
Pinjaman Non-KUR BRI, Cek Simulasi dan Syarat Cicilan Rp100 Juta Tenor Hingga 60 Bulan
-
BRI Peduli Serahkan Ambulance ke Polda Bengkulu untuk Dukung Pelayanan Masyarakat
-
BRI Kontribusi Ketersediaan Kebutuhan Darah PMI Sumatera Selatan
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
Terkini
-
Dari Lombok ke Pasar Dunia: Kisah Sukses "I Love Mutiara" Berkat Dukungan BRI
-
Di Balik Kisah Mistis Dan Pilu Jembatan Tukad Bangkung, Begini Suasana di Bawahnya
-
Nyaris Kehilangan Jessica Iskandar, Vincent Verhaag Ngaku Siap Gantikan Nyawanya
-
Ritual Undang Leak di Jembatan Tukad Bangkung Jadi Sorotan, Live Sambil Bawa Kain Rajah
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Suryani, Simbol Kartini Masa Kini