Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 29 Juni 2023 | 16:37 WIB
LDII Bali saat ngejot daging kurban ke rumah warga Hindu di Denpasar, Kamis (29/6/2023). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

SuaraBali.id - Tradisi Ngejot selalu dilakukan umat beragama di Bali sebagai bentuk toleransi keberagaman.

Seperti yang terlihat di momen Idul Adha 2023 ini, dimana umat Islam di Bali menggelar tradisi Ngejot atau berbagi daging hewan kurban ke penganut agama lain.

Kali ini tradisi ini dilakukan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Bali yang menyembelih 115 ekor sapi dan 244 ekor kambing.

Sebagian daging ini juga diberikan ke umat beragama di sekitarnya.

“Semua kita bagi rata, ketentuan hewan kurban dalam Al Quran adalah orang yang meminta maupun tidak meminta dalam bersosial masyarakat perlu kita bagikan, termasuk ngejot mulai lingkungan terdekat dulu yang lainnya sesuai permintaan,” kata Wakil Ketua LDII Bali Haji Harlan, Kamis (29/6/2023).

Adapun daging kurban dibagi dalam 10 ribu paket.

Sekitar 400 paket akan dibagikan untuk warga sekitar Kantor LDII Bali di Padangsambian, Denpasar Barat.

“Jadi kita ini lintas agama tidak melihat muslim saja, pokoknya sesama terutama lingkungan LDII kita perhatikan. Itu juga tidak lepas dari masukan kepala lingkungan ada datanya,” ujar Harlan.

Tradisi Ngejot sendiri bukan hal baru di LDII Bali, lantaran kebiasaan ini berjalan sejak tahun 2000-an dan sempat tren tahun 2012.

Ngejot disebut sebagai konsep menyama braya atau persaudaraan, di mana terbangun sinergi antar-masyarakat yang tak hanya terlihat saat Idul Adha namun juga saat upacara agama lain.

LDII Bali berharap dengan kegiatan ini dapat terus menjaga tali silaturahmi di lingkungan sekitar sehingga kebutuhan dan kesulitan dapat dilalui bersama.

Usai proses penyembelihan sapi dan kambing kurban, penyelenggara langsung membagikan daging dalam paket-paket anyaman yang berisi daging sekitar 1,5 kilogram. (ANTARA)

Load More