Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 01 Juni 2023 | 15:18 WIB
ilustrasi hewan rabies (pexels/Alexas Fotos)

SuaraBali.id - Mewabahnya virus Rabies di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT membuat warga resah.  

Kepala desa yang dihubungi oleh Digtara.com – jaringan suara.com membenarkan adanya ketakutan warga ini.

“Masyarakat sedikit panik dengan situasi seperti ini, kalau keluar jalan juga selalu hati-hati,” kata Kepala Desa Fenun, Antonius Tefa yang dihubungi Kamis (1/6/2023).

Hal ini lantaran setelah keluarnya keluarnya laporan hasil pengujian laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar yang menyatakan sampel organ anjing yang diperiksa positif rabies.

Baca Juga: Hari Ini Pesawat Terbesar di Dunia Akan Mendarat di Bandara Ngurah Rai

Meskipun masih beraktivitas seperti biasa namun ketakutan ini tak dapat ditampik.

Jika keluar rumah di malam hari, mereka selalu membawa senjata tajam untuk berjaga-jaga jika mendadak diserang anjing.

Hal ini lantaran sebelumnya masyarakat Desa Fenun belum mengetahui sama sekali tentang rabies.

“Kita tidak tahu sama sekali bahwa ini adalah virus rabies,” ujarnya.

Warga baru mengetahui ini bukan penyakit biasa setelah adannya hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar yang menyatakan sampel organ anjing yang diperiksa positif rabies.

Baca Juga: Bule Denmark yang Pamer Kemaluan di Bali Ternyata Sedang Bicarakan Soal Ladyboy

Sebelumnya ada warga yang terkena gigitan anjing dan meninggal dunia yakni AB (45) yang tergigit anjing beberapa waktu lalu dan baru sakit sebulan kemudian.

“(tergigit anjing) Itu bulan April,” kata Antonius.

AB digigit anjing dibagian tumit kaki sebelah kanan. Tapi setelah digigit, AB pun merasa biasa saja dan tidak mengetahui jika ada virus.

Virus rabies baru diketahui setelah awal Mei ada beberapa ekor anjing liar yang datang ke Desa Fenun lalu secara sembarang menyerang warga.

Lalu anjing tersebut mati dengan mengeluarkan busa dari mulutnya.

Setidaknya ada lebih dari 5 ekor anjing yang mati mendadak setelah mengigit warga.

Begitu juga jika anjing liar yang masuk ke desa mereka menggigit anjing milik warga kampung maka sudah langsung terkena rabies dan mati.

Disampaikan Antonius, saat ini warga Desa Fenun sangat waspada, dan jika menemukan adanya anjing liar maka akan langsung dikejar untuk dibunuh.

“Dalam beberapa hari ini sudah ada sekitar empat atau lima ekor anjing liar yang dibunuh masyarakat,” kata Antonius.

Dikatakannya, setelah mewabahnya rabies di Desa Fenun, seluruh anjing piaraan milik warga sudah langsung diikat dan dikandangankan.

“Sekarang semua anjing warga sudah diikat dan ada yang di kandang,” jelasnya.

Dia mengakui, ada dua sampel anjing milik warga Desa Fenun yang diambil untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar. Dan hasilnya kedua organ anjing tersebut terinfeksi rabies.

Load More