Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 28 Maret 2023 | 21:39 WIB
Gubernur Bali, I Wayan Koster. [Foto : Suara.com/Eviera Paramita Sandi]

SuaraBali.id - Belakangan publik dikagetkan dengan penolakan Gubernur Bali Wayan Koster terhadap Timnas Israel U-20 untuk bertanding di Bali. Hal itu berujung pada gagalnya pengundian grup atau drawing yang sedianya sudah direncanakan akan dihelat di Art Centre, Denpasar pada 31 Maret 2023.

Banyak pihak menyebut surat penolakan yang dikirimkan Wayan Koster kepada Menpora sarat muatan politik menjelang tahun 2024.

Terlebih, Wayan Koster yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) beberapa kali mengirimkan sinyal kuatnya untuk kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali tahun 2024 nanti.

Pengamat politik Universitas Udayana, I Made Anom Wiranata menilai meski keputusan Koster memang menimbulkan gejolak politik. Namun, ia memandang bahwa efek dari isu Israel dan Palestina itu tidak berdampak besar terhadap peta perpolitikan di Bali.

Baca Juga: Asprov PSSI Bali Soal Piala Dunia : Jujur, Situasi Ini Sedikit Berubah

Pengamat politik Universitas Udayana, I Made Anom Wiranata. [Suara.com / Putu Yonata Udawananda]

“Kalau dari Bali, Bali tidak begitu terkoneksi dengan isu Palestina-Israel, tidak ada pengaruhnya menurut saya,” ujarnya saat ditemui di Kampus Universitas Udayana, Denpasar, Selasa (28/3/2023).

Terlepas dari beberapa faktor yang membuat Koster mengeluarkan keputusan itu, menurut Anom salah satu faktornya adalah Koster yang mengambil langkah aman. Langkah aman menurutnya akan memberikan keamanan bagi Bali dan bagi elektabilitasnya saat Pemilu nanti.

Anom mencontohkan apabila gangguan keamanan terjadi saat Timnas Israel sudah ada di Indonesia, dia meyakini hal tersebut akan lebih mengancam elektabilitasnya saat Pemilu nanti.

“Misal saja, andai Israel bisa datang kemudian terjadi gangguan keamanan. Itu saya jamin Koster suaranya anjlok,” imbuhnya.

Anom menyadari langkah tersebut akan menimbulkan hujatan kepada Koster. Namun, menurutnya akan lebih baik ‘dihujat’ sekarang ketimbang mengambil risiko yang lebih besar dan bisa berdampak bagi Koster dan PDIP nantinya.

Baca Juga: Fraksi Golkar Soroti Batalnya Drawing Piala Dunia : Saat G20 Israel juga Masuk Bali

“Jadi lebih baik dia dibully sementara waktu daripada menimbulkan sedikit saja ancaman gangguan keamanan yang muncul akibat dia memperbolehkan Israel bermain di Bali. Nah, itu hantaman keras kalau terjadi. Daripada berisiko lebih baik dia ambil langkah aman,” tutur Anom.

Namun, dia menilai kesan berbeda didapatkan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga melontarkan pernyataan penolakan serupa. Menurutnya, dengan komunitas pendukung Palestina yang lebih besar ketimbang Bali, keputusan itu mampu menjadi dukungan bagi Ganjar.

“Dari segi hitungan politik sebetulnya jadi lebih kuat (dukungan untuk) dia (Ganjar), kalau pun dibully tapi lebih sedikit dibanding (kalau) dia mengambil sikap sebaliknya. Kalau dia mengambil sikap sebaliknya, serangannya lebih kuat tidak hanya di level oposisi tapi di level grassroot,” katanya.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

Load More