"Susahnya waktu itu, harus kita antar jemput. Bertiga dengan anak kita jemput tiap hari," ucap Reni mengenang.
Baru pada tahun 2012, Nyoman Reni memutuskan mencari tempat tetap untuk berjualan.
Memberanikan diri menanyakan tempat jualan yang bisa disewa ke salah satu warung tempat dia biasa menitip jajan.
"Kebetulan waktu itu pemilik warung ndak jualan lagi, mau menutup usahanya. Di situlah saya berani pinjam uang bank, memulai jualan sendiri langsung cari pelanggan," ucapnya.
Kini usaha yang dimulai dari menitip-nitip jajan di pasar-pasar, Nyoman Reni sekarang sudah memiliki satu lagi gerai. Di lokasi pasar yang sama, namun di pinggir jalan.
"Kalau yang di dekat jalan itu anak dan suami yang ngurus. Kalau saya warung ini yang di dalam pasar," ujarnya.
Mengikuti Nyoman Reni resign dari pekerjaan kantoran sang suami, I Ketut Suksenayadi yang bekerja di PT Pertamina juga memutuskan fokus di usaha jajanan ini.
Pekerjaan sebagai pegawai di Pertamina ditinggalkan, dan memilih membantu istri berjualan jajan.
"Tahun 2017 suami pilih mengundurkan diri dari pekerjaan di Pertamina, sekarang ngurus warung sama anak jualan jajan," kata Reni sambil tersenyum.
Baca Juga: Nyentrik, Pak Kades di Lombok Barat Bergaya Seperti Anak Punk, Rambutnya Viral
Namun pilihan pasangan suami istri ini memilih menggeluti dunia "per-kue-an" dan meninggalkan pekerjaan sebagai pegawai kantoran, tidaklah sia-sia.
Pasalnya, dari usaha jualan jajanan banten ini, pendapatan setiap hari rata-rata Rp 3 juta.
Bahkan di saat hari-hari raya besar, bisa berlipat ganda cuan masuk ke kantong Nyoman Reni.
Dari rata-rata penjualan di satu gerai yang dipegang Nyoman Reni, dia bisa menggaji secara harian, 9 karyawannya di rumah.
Dan memberi gaji mingguan pada 4 karyawan yang membantu jualan di pasar.
Pendapat itu belum termasuk pemasukan dari gerai kue di pinggir jalan yang ditangani suami bersama anaknya.
Berita Terkait
-
PSIM Yogyakarta Dapat Kabar Baik, Donny Warmerdam Segera Comeback Pascacedera
-
Jeda BRI Super League, PSIM Yogyakarta Liburkan Aktivitas Seminggu
-
Ada Ancaman di Balik Korupsi NTB? 15 Anggota DPRD Ramai-ramai Minta Perlindungan LPSK
-
Antara Pasir yang Berjalan: Cerita Ketangguhan dari Pesisir Selatan Lombok
-
Bukan Pelawak Tapi Anak Petani, Dono Kasino Indro Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD Lombok Tengah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran