Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 01 Februari 2023 | 15:18 WIB
Ilustrasi gambar nyamuk Aedes Aegypti (pixabay)

SuaraBali.id - Pemprov Bali akan menerapkan teknologi baru untuk menangani Demam Berdarah Dengue (DBD). Teknik baru ini bernama Wilbachia.

Tahun ini teknologi tersebut akan dilakukan dan bekerja sama dengan BMKG.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Nyoman Gede Anom menyebut bahwa program ini akan diuji di Kota Denpasar dan buleleng.

Kedua wilayah ini mempunyai tingkat DBD tertinggi selama 2022 di Bali.

Baca Juga: Gunung di Bali Jadi Kawasan Suci Picu Kekhawatiran Pemandu Pendaki, Ini Jawaban Koster

"Sebentar lagi kita menggunakan teknologi baru untuk mengatasi DBD di Bali, yaitu teknologi wolbachia yang bekerja sama dengan BMKG untuk mendeteksi demam berdarah sebulan sebelum timbul melalui cuaca dan kelembaban," katanya Rabu (1/2/2023).

Sementara Wolbachia sendiri adalah teknik menyebarkan dan memelihara nyamuk.

"Jadi kita kenalkan ke masyarakat biar masyarakat tahu ini bukan nyamuk berbahaya, ini nyamuknya akan interaksi (kawin) dengan nyamuk aedes aegypti dan setelah itu tidak akan menularkan lagi virus," jelas Anom.

"Nanti ada kader-kader masyarakat tertentu yang kita pilih untuk memelihara di rumah tangga. Itu diberikan telurnya, ada dalam wadah tertentu sampai menetas jadi jentik dan nyamuk. Ini gratis program pemerintah," ujarnya.

Teknologi wolbachia sedang diproses dan dikembangkan melalui kerja sama dengan World Mosquito Program (WMP) dengan Universitas Udayana.

Baca Juga: Minyakita Rp 14 Ribuan Mulai Langka di Bali, Cok Ace Imbau Beli Merek Lain

Teknik ini disebut sudah sempat dilakukan di DI Yogyakarta dan telah terbukti, di mana teknologi wolbachia mampu menurunkan angka DBD mencapai 78 persen di sana.

Load More