SuaraBali.id - Dilihat dari luar, sebuah bangunan di Jalan Cekomaria, Denpasar nampak seperti rumah biasa. Namun, di dalamnya beroperasi industri olahan pangan dari buah salak milik Wayan Darma (50) yang menghasilkan berbagai jenis olahan seperti dodol, manisan, hingga arak bali.
Wayan Darma dan istrinya mendirikan usaha ini pada tahun 2003 silam. Mulanya, usahanya ini dimulai setelah istrinya terpaksa berhenti bekerja karena keperluan untuk mengurus anaknya yang masih balita.
Saat itu, Darma yang juga bekerja di bidang akuntan juga turut membantu memasarkan, sedang istrinya mengurus produksi di kampung halaman Darma di Desa Sibetan, Karangasem.
Pria kelahiran 1973 itu menetapkan untuk membuat olahan salak karena menjadi ciri khas daerahnya.
Dodol yang menjadi produk pertamanya kemudian ia pasarkan hingga ke Pasar Oleh-Oleh Sukawati, Gianyar.
“Saya berpikir apa ciri khasnya, akhirnya saya tetapkan untuk membuat olahan salak. Di rumah orang tua dan tenaga yang bikin, saya masarkan di sini. Karena kerja Senin sampai Jumat, cuma bisa masarin Sabtu Minggu. Sabtu Minggu saya ngacung ke Sukawati, saya naruh-naruh aja,” tutur Darma saat ditemui di rumahnya.
Usaha dodolnya mendapat hasil yang positif seiring berjalannya waktu. Perlahan, usahanya pun berkembang dengan memproduksi manisan, keripik, hingga minuman serbuk yang semuanya berbahan dasar salak.
Produk berlabel UD. Nantafood miliknya semakin tersebar di berbagai toko oleh-oleh di Bali. Sejak itu, dia memutuskan untuk memindahkan tempat produksinya ke rumahnya.
Setelah usahanya meningkat selama lebih dari 10 tahun, Darma berpikir untuk membuat olahan pangan yang tidak memiliki kadaluwarsa.
Baca Juga: Malang, Pengusaha Laundry Ini Telepon Genggamnya Dirampas Maling, Warganet Kasian
Lahirlah idenya untuk membuat arak dengan bahan dasar salak pada 2017 lalu. Setelah melalui trial and error, Darma mulai memasarkan araknya secara kecil-kecilan.
Namun, pada akhir 2017 Gunung Agung yang tidak jauh dari kampung halamannya meletus yang akhirnya menghambat usahanya. Kondisi diperparah saat Darma divonis pecah pembuluh otak yang mengharuskannya untuk berobat rutin.
“Desember 2017 sakit penyumbatan pembuluh darah di otak. Selama 2018 terus kumat, awal sampai 2019 pindah dokter. Sejak itu tidak pernah kumat tapi disarankan untuk istirahat,” ungkapnya.
Darma yang saat itu masih bekerja sebagai manajer akuntan menghadapi dilema jika dia harus berhenti bekerja. Ayah dari dua anak itu memutuskan tetap bekerja meski dalam keadaan sakit.
Di tengah bisnis makanannya yang menurun, angin justru kembali mengarah padanya.
Darma mengetahui rancangan peraturan Gubernur Bali yang memungkinkan legalisasi bagi usaha minuman destilasi khas Bali seperti arak.
Berita Terkait
-
DPR Desak Pemerintah Cabut Izin Pengusaha Hutan yang Tutup Mata pada Bencana Sumatra
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Penertiban Tambang Ilegal di Gunung Halimun Salak
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran