Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Minggu, 15 Januari 2023 | 21:05 WIB
Ilustrasi anjing rabies [shutterstock]

SuaraBali.id - Kasus gigitan anjing di Kabupaten Jembrana pada Januari 2023 menyebabkan daerah tersebut lebih berwaspada.

Di awal tahun 2023 di bulan Januari telah terjadi gigitan anjing dimana anjing yang mengigit tersebut sangat berisiko rabies.

"Total ada 4 otak sampel anjing yang diambil petugas Keswan-Kesmevet Jembrana. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium. Maka hasilnya masih menunggu uji dari BBVet di Denpasar," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan-Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa.

Sejumlah gigitan anjing tejadi di awal tahun, tetapi dari gigitan tersebut ada yang berisiko dan ada yang tidak juga berisiko. 

Baca Juga: Dosen yang Cabuli Anak di Bandara Ngurah Rai Bali Mahasiswa S3 di UNY

"Beberapa gigitan anjing, tapi yang kategori berisiko kita ambil langkah dengan mengambil sampel otak anjing tersebut," ujarnya. 

Adapun pada 10 hari belakangan ini sedikitnya ada 4 sampel otak anjing yang diambil tersebar di sejumlah lokasi di wilayah Jembrana.

Empat sampel itu diambil lantaran dianggap berisiko. 

"Anjing yang gigitan berisiko, ada 4 sampel yang kita ambil," tuturnya. 

Selanjutnya sampel otak anjing tersebut bakal dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk dilakukan uji laboratorium.

Baca Juga: Identitas Pemuda yang Minta Difotoin Bupati Jembrana Demi Bersanding Dengan Sandiaga Uno

Hingga nanti tinggal menunggu hasil uji apakah positif maupun negatif.

"Besok kita akan kirim sampelnya ke BBVet," tegasnya. 

Pada Tahun 2022 di Kabupaten Jembrana untuk diketahui kasus anjing rabies sangatlah tinggi, sebanyak 201 kasus.

Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana berupaya untuk menekan angka kasus rabies dengan berbagai cara.

Salah satunya adalah dengan melakukan vaksinasi massal terutama di wilayah zona merah rabies.

Load More