Eviera Paramita Sandi
Rabu, 04 Januari 2023 | 07:25 WIB
Penumpang Fast Boat Kebo Iwa Express saat berusaha menyelamatkan diri saat detik-detik kapal tersebut karam, di perairan 2 mil arah timue Pelabuhan Sanur, pada Selasa (3/1/2023) sore. (dok. Istimewa)

SuaraBali.id - Kapal Fast Boat Kebo Iwa Express yang mengangkut puluhan wisatawan rute Nusa Penida - Sanur karam di perairan 2 mil arah timur Pelabuhan Sanur, pada Selasa (3/1/2022) sekitar pukul 17.00 WITA.

Proses evakuasi berlangsung secara dramatis, wisatawan yang beberapa diantaranya merupakan warga negara asing (WNA) bersiap mengenakan pelampung saat detik-detik kapal tenggelam.

Mereka berkumpul di satu titik bagian atas kapal, karena kapal secara perlahan tenggelam dalam posisi miring.

Barang-barang yang bisa mengapung di air berusaha dikeluarkan untuk alat penyelamatan di atas laut.

Para penumpang berenang di tengah gelombang laut saat dibantu evakuasi oleh 3 unit boat penyeberangan yang melintas di lokasi

Peristiwa ini juga diabadikan oleh salah seorang penumpang boat penyelamat dan viral di media sosial

Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada saat dikonfirmasi mengatakan, terdapat 29 orang di dalam kapal fasboat dinyatakan selamat dan sudah dievakuasi yang terdiri dari 6 ABK dan 23 penumpang.

"Penumpang dan crew berjumlah 29 orang dinyatakan selamat ditolong oleh 3 unit Boat penyeberangan yang melintas," ungkap Gede Darmada kepada SuaraBali.id

Mengenai penyebab karamnya kapal tersebut, Darmada menyebutkan dugaan terjadi kebocoran pada lambung fastboat tersebut.

Di lokasi terlihat gelombang di lautan juga cukup tinggi, karena Bali dalam beberapa hari terakhir Bali dilanda bencana hidrometeorologi, bahkan kecepatan angin sempat tercatat di angka 81 km/jam atau 44 knots pada Senin (2/1/2023) sore kemarin.

Dia menambahkan, bahwa seluruh penumpang dan crew kapal dievakuasi dalam keadaan selamat dan dibawa menuju Pelabuhan Sanur.

“Posisi kapal masih berada di lokasi kejadian tidak dapat ditarik,” ujarnya.

Secara terpisah, Prakirawan Cuaca Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, I Wayan Gita Giriharta, menjelaskan cuaca buruk di Bali merupakan dampak badai ellie dari Australia. Citra satelit Himawari-8 kanal Enhanced-IR menunjukkan aktivitas konvektif yang cukup signifikan.

“Berdampak terhadap kondisi cuaca di Indonesia,” jelasnya.

Dampak tersebut berupa hujan intensitas sedang – lebat, angin kencang hingga gelombang tinggi di beberapa wilayah, salah satunya adalah Bali, dengan tinggi gelombang maksimum mencapai 6 meter.

Load More