SuaraBali.id - Masyarakat Bali diminta membangun kesadaran dan memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana mulai dari kelompok masyarakat adat terkecil di daerah itu, yaitu banjar.
Pesan ini disampaikan oleh Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat memberi arahan pada peserta pelatihan Kampung Siaga Bencana di Legian, Badung, Senin (19/12/2022).
Menurutnya, jika kesiapsiagaan tersebut dapat dibangun dari tingkat banjar, Risma optimistis masyarakat Bali dapat lebih tangguh dan tanggap terhadap berbagai potensi bencana yang ada di daerah tempat tinggal masing-masing.
"Biasanya, tokoh masyarakat di banjar, kelian banjar, bisa dengan mudah mengajarkan ke masyarakat. Kalau ini bisa menjadi menyebar di seluruh Bali, dan (warga, red.) mengerti (pentingnya kesiapsiagaan bencana, red.), kami bisa menetapkan Pulau Bali (sebagai wilayah, red.) tangguh bencana," katanya.
Di Bali, menurut Risma pengetahuan dan kesadaran mengenai kesiapsiagaan dapat lebih mudah disebarluaskan karena karakteristik masyarakat yang lebih guyub dibandingkan dengan komunitas di daerah lain.
Ia pun optimis Bali dapat menjadi teladan dan inspirasi daerah lain untuk memperkuat kemampuan masyarakat menghadapi ancaman bencana.
"Harus ada (daerah, red.) yang menjadi contoh agar warga yang lain care (peduli)," kata dia.
Dalam kunjungannya ke wantilan di Pura Dalem Kahyangan di Legian itu, ia juga mengapresiasi pelatihan kesiapsiagaan bencana yang melibatkan anak-anak, karena kesadaran atas hal itu harus ditanam sejak dini.
"Wajib hukumnya seluruh warga di Indonesia mengerti bagaimana cara menyelamatkan diri minimal untuk berlindung (dari ancaman bencana, red.), dan nanti ke depannya selain untuk warga, kita bisa mengajarkan anak-anak untuk mengerti mulai dari awal, sejak dini, karena nanti mereka akan bawa terus sampai dewasa," kata Tri Rismaharini kepada para peserta pelatihan di Legian.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga berbagi cerita saat berkunjung ke Meksiko untuk mempelajari kesiapsiagaan bencana.
"Meksiko ternyata daerah rawan bencana, tetapi karena warganya siap, mereka tidak kaget.Tiap minggu ada semacam sirine, untuk mereka latihan menyelamatkan diri supaya saat terjadi sesuatu mereka ngeh (sadar dan tanggap, red.) untuk menyelamatkan diri," kata dia.
Risma yang memiliki latar belakang arsitek itu, juga menyampaikan kepada para peserta pelatihan mengenai pentingnya bangunan tahan gempa, terutama di daerah-daerah yang rawan guncangan.
Ia menilai beberapa bangunan tradisional memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap guncangan.
"Kalau bisa tetap dipertahankan bangunan tradisional. Itu sebenarnya nenek moyang kita sudah mengerti bagaimana kejadian gempa. Kalau ini bisa dilestarikan, saya pikir ini bagus sekali," ujarnya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
-
Gus Ipul Dukung Langkah Tegas Gubernur Aceh Larang Jual Mahal Sembako Pasca-Bencana
-
Alfeandra Dewangga ke Bali United? Bojan Hodak Ungkap Hal Mengejutkan
-
Bintang Film Dewasa Bonnie Blue Ditangkap di Bali, 19 Kostum Tematik Disita
-
Warga Desa Jatiluwih Bali Gelar Aksi Protes dengan Tutupi Sawah
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Bukan Hanya ATM, AgenBRILink Jadi Layanan Andalan BRI untuk Tembus ke Daerah Pelosok
-
BRI Perkuat UMKM Difabel Lewat Pelatihan Administrasi dan Wirausaha
-
Kapasitas Tempat Pembuangan Sampah di Lombok Barat Menipis
-
Sinergi Perusahaan Anak Dorong Kinerja BRI Tumbuh Solid pada Triwulan III 2025
-
Investor Muda Bali Serbu Bursa Saham: 1 dari 3 Investor Baru Berusia 18-25 Tahun