SuaraBali.id - Acara Indonesia People’s Assembly bertajuk “Musyawarah Rakyat Indonesia Menentang G20” mendapatkan tindakan intimidasi hingga pembubaran oleh aparat.
Acara yang rencana berlangsung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kampus Udayana Denpasar tersebut dipindahkan mendadak ke Gedung Student Center. Karena gerbang kampus tiba-tiba ditutup rapat. Tanpa pemberitahuan kepada mahasiswa.
Sejak pagi, saat panitia sedang menyiapkan teknis acara, beberapa kali satpam kampus mendatangi panitia. Menyampaikan perintah dari pihak rektorat untuk membatalkan acara dengan berbagai alasan.
Hingga tiba-tiba sekelompok orang yang mengatasnamakan ormas yang terindikasi adalah aparat kepolisian tidak berseragam mendatangi panitia. Meminta agar acara dibatalkan. Dengan alasan menjaga ketertiban pra KTT G20.
Baca Juga: Rahasia 'The Beast', Mobil yang Bawa Presiden AS Joe Biden di KTT G20 Bali
"Bersamaan dengan itu, Gedung Student Center ditutup. Peserta dan tamu undangan tidak diperbolehkan masuk," kata Koordinator Umum Indonesia People’s Assembly Raden Deden Fajrullah, Senin 14 November 2022.
Setelah proses negosiasi yang alot sekitar pukul 12.00 Wita. Peserta aksi tetap memaksakan untuk menjalankan acara. Meski harus dipisah sebagian peserta dan undangan berada di luar gedung. Sebagain lagi tetap berada di dalam gedung.
"Pukul 13.25 Wita, pihak rektorat mendatangi acara dan membubarkan acara kami. Meminta screening peserta dengan alasan bahwa peserta Musyawarah Rakyat Indonesia menentang G20 didominasi oleh non mahasiswa Universitas Udayana," kata Deden.
Bersamaan dengan itu listrik di Gedung Student Center turut dimatikan oleh kampus. Kemudian sekitar pukul 13.45 Wita acara sudah tidak bisa dilanjutkan. Karena intimidasi dan sabotase, hingga tekanan pembubaran terus berlangsung.
Dari serangkaian kejadian tersebut, Deden memandang bahwa apa yang dilakukan pihak rektorat Unversitas Udayana bersama aparat kepolisian mengatasnamakan ormas adalah tindakan yang mewakili pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Kaya Energi dan Anak Muda, Elon Musk Sebut Indonesia Punya Masa Depan Cerah
Dalam menindas kebebasan berpendapat rakyat Indonesia, membelakangi demokrasi, dan dengan sangat nyata menunjukkan keberpihakannya terhadap kepentingan imperialisme AS dalam pertemuan KTT G20.
Berita Terkait
-
Resep Es Kuwut Bali Spesial, Takjil Segar dan Istimewa untuk Ramadan 2025
-
Solid! Stefano Cugurra Dukung Persis Solo Tetap Bertahan di BRI Liga 1
-
Marak Terjadi di Bali Padahal Dilarang, Apa Itu Praktik Nominee?
-
Profil Noah Leo Duvert, Kiper Muda Bali United yang Dipanggil Nova Arianto ke Timnas Indonesia U-17
-
Gubernur Bali Tinggalkan Alphard, Pilih Mobil Listrik BYD, Lebih Murah?
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Eliano Reijnders Gabung Timnas Indonesia, PEC Zwolle Tulis Kalimat Menyentuh
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
Pilihan
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
-
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI
-
Tabel KUR BRI Terbaru, Pinjaman Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta dan Bunganya
-
Setoran Pajak Anjlok 41 Persen di Tengah Kebutuhan Anggaran Jumbo Prabowo
Terkini
-
Shalat Tarawih Ala Masjidil Haram di Islamic Centre NTB, Ini Jadwal Para Imam Timur Tengah
-
Skandal Kapolres Ngada: Order Anak Lewat MiChat Lalu Jual Konten ke Luar Negeri, DPR : Pecat Saja
-
Jadwal Imsakiyah & 2 Doa Berbuka Puasa Ramadan 1446 H Untuk Denpasar
-
Imbauan Penting untuk Pemudik Lombok-Bali Jelang Nyepi dan Lebaran 2025
-
Nyoman Dan Ketut Hampir Punah, Gubernur Bali Siapkan Insentif Untuk Kelahiran 2025