SuaraBali.id - Komunitas masyarakat sipil yang mewakili C20 (Civil-20) mengkritisi keputusan para petinggi G20. Dalam mengesahkan Pandemic Fund (Dana penanganan pandemi).
Kritik itu disampaikan karena G20 tidak melibatkan masyarakat sipil. Dalam berdiskusi mengenai dana penanganan pandemi.
“Ini adalah kritik keras dari kita, dari semua program sudah banyak yang gagal. Karena tidak melibatkan komunitas masyarakat sipil, tidak menggunakan prinsip kesetaraan,” ujar Koordinator Vaccine Access and Health Working Group, Agung Prakoso.
Dana penanganan pandemi yang diluncurkan pada Minggu (13/11/2022) dinilai tidak melibatkan masyarakat sipil dalam proses diskusi.
“Pandemic fund ini tidak melibatkan partisipasi masyarakat sipil, termasuk hari ini saat peluncuran dari pandemic fund sendiri Civil-20 tidak mendapatkan tempat dan akses untuk melihat langsung pertemuan tersebut,” ujarnya.
Salah satu faktor yang diperhatikan oleh C20 khususnya dalam peluncuran pandemic fund adalah sebagian besar pihak yang menjadi donor pada pandemic fund adalah yayasan swasta.
Sehingga mereka mengkhawatirkan jika pihak swasta tersebut membawa kepentingan masing-masing dalam keterlibatannya dalam dana penanganan pandemi.
Agung juga menekankan kritik terhadap komitmen G20 dalam menangani masalah kesehatan lain seperti akses vaksin. Ia menyayangkan jika tidak dihasilkan komitmen nyata dan harus dibahas dalam KTT G20 selanjutnya.
“Kita juga mendorong adanya komitmen untuk akses vaksin dan kesetaraan. Di G20 Indonesia, kita mengharapkan komitmen ini diwadahkan dalam bentuk yang nyata. Tapi kritik terbesar ketika inisiatif ini tidak berhasil dan harus dioper ke India 2023,” tuturnya.
Baca Juga: Bukan Terkait KTT G20, Apa Alasan Sidang Ferdy Sambo Cs Ditunda Selama Seminggu?
Selain dalam bidang kesehatan, Agung menyayangkan jika tidak ada komunike yang dihasilkan pada presidensi G20 Indonesia. Sebab menurutnya, penyelenggaraan Presidensi G20 telah menghabiskan dana publik yang besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Lewat BRImo, BRI Permudah Akses Reksa Dana Mulai Rp10 Ribu
-
Miliaran Rupiah Hilang! Ini Strategi Gubernur NTB Lawan Pemborosan Kendaraan Dinas
-
Resmi Dilarang! Kapolri Turun Tangan, Kembang Api Akhir Tahun di Bali Batal Total
-
5 Air Terjun Paling Eksotis di Bali Wajib Dikunjungi Wisatawan
-
4 Trik Jitu Hindari Jebakan Macet dan Tetap Santai Liburan di Bali