Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 27 Oktober 2022 | 08:54 WIB
Tangkapan layar Pandita Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun (tengah) memimpin doa bersama didampingi oleh Gubernur Bali I Wayan Koster (kanan) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (26/10/2022) sebagaimana disiarkan akun YouTube Pemerintah Provinsi Bali. [ANTARA/Genta Tenri Mawangi]

SuaraBali.id - Ribuan pemangku atau pemimpin adat dari seluruh desa adat di Bali bersama sejumlah pemimpin agama berkumpul di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (26/10/2022) untuk berdoa bersama. Dalam acara ini mereka mendoakan supaya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bisa menciptakan perdamaian di dunia.

Adapun doa bersama yang dilakukan di Nusa Dua ini dipimpin oleh pemimpin agama Hindu di Bali Pandita Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun, dan dihadiri oleh Gubernur Bali I Wayan Koster serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan.

Acara doa bersama ini disebut Puja Genta Pinara Pitu, merupakan upaya masyarakat Bali, yang mayoritas beragama Hindu, memuliakan KTT G20 yang berlangsung di Nusa Dua pada 15–16 November 2022.

“Puja Genta Pinara Pitu ini adalah puja yang dikumandangkan dengan sarana utama Genta untuk mengarah pada tujuh lapisan alam, untuk memuliakan pertemuan Presidensi G20 agar berjalan dengan sukses,” kata Gubernur Bali I Wayan Koster.

Baca Juga: Gerindra Petakan Kekuatan di Bali Mulai Desa Hingga Provinsi, Tak Pedulikan Hasil Survei

Genta sendiri adalah lonceng kecil yang menjadi bagian dari alat sembahyang umat Hindu di Bali. Pandita Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun pun merapalkan doa-doa diikuti dengan suara denting Genta yang dibunyikan para pemangku dan umat Hindu yang hadir di Nusa Dua.

Doa bersama itu menurut Gubernur Bali merupakan bentuk tanggung jawab dan peran masyarakat Bali untuk mendoakan kelancaran KTT G20 yang pada tahun ini dipimpin oleh Indonesia.

“Tujuan mulia (acara doa bersama) untuk memohon restu alam semesta agar seluruh rangkaian Presidensi G20 berjalan dengan lancar, nyaman, aman, damai, dan sukses. Selain itu, acara ini bertujuan mewujudkan kedamaian dan perdamaian diiringi kemajuan peradaban Indonesia dan dunia pada umumnya dengan tatanan kehidupan era baru setelah pandemi COVID-19,” kata Koster.

Kegiatan doa bersama di Nusa Dua diikuti oleh 1.200 pemangku adat dari desa adat se-Bali.

Koster menyampaikan jumlah peserta yang hadir melebihi perkiraan, karena target Pemerintah Provinsi Bali selaku penyelenggara adalah 1.000 orang. Selain itu Gubernur Koster menyampaikan doa bersama secara serentak juga dilaksanakan di para pemangku dan umat Hindu di pura-pura yang ada di 1.493 desa adat.

Baca Juga: Pantai Kuta Mulai Dipenuhi Sampah Kiriman, Puncaknya Diprediksi Bulan Desember

“Paling sedikit ada 100 orang yang hadir di masing-masing desa adat,” kata Koster.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik kegiatan doa bersama tersebut mengingat KTT G20 di bawah kepemimpinan Indonesia berlangsung di tengah adanya konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina.

“Biarlah nanti pemimpin-pemimpin dunia kumpul di sini dalam keadaan damai. Ukraina dan Rusia bisa damai. Amerika dan China bisa bertemu. Presiden Joko Widodo akan menjadi jembatan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan itu. Upaya (menciptakan perdamaian) itu tentu akan dilakukan dan sedang dilakukan,” kata Luhut.  (ANTARA)

Load More