Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 11 Oktober 2022 | 07:38 WIB
Sejumlah polisi melakukan aksi sujud massal usai apel pagi di halaman Polresta Malang, Jawa Timur, Senin (10/10/2022). Mereka maaf kepada Tuhan serta Aremania yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan. [Humas Polresta Malang].

SuaraBali.id - Viral unggahan sejumlah anggota polisi bersujud di lapangan pada Senin (10/10/2022) pagi. Para polisi tersebut ternyata adalah anggota dari Polresta Malang yang tengah bersujud dan meminta maaf kepada Aremania.

Ditaksir ada puluhan bahkan lebih anggota kepolisian yang tengah bersujud di tanah lapang tersebut. Berdasarkan keterangan dalam unggahan itu, para polisi meminta maaf kepada Aremania dan Aremanita.

Sujud itu terkait Tragedi Kajuruhan yang menimbulkan 131 korban jiwa pada 1 Oktober 2022 saat laga Derbi Jawa Timur Arema FC Vs Persebaya Surabaya. Para polisi tersebut berdoa agar situasi bisa segera pulih.

"Mohon ampun kami kepada-Mu ya Rabb atas peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober silam," tulis pihak Polresta Malang Kota melalui akun Twitternya pada Senin (10/10/2022).

Cuitan Polresta Malang Kota (twitter.com/polrestamakota)

"Tak lupa permohonan maaf juga kami haturkan kepada korban dan keluarganya beserta Aremania Aremanita. Kabulkan doa kami, ya Rabb," tulis keterangan akun Polresta Malang.

Kapolresta Malang Kombes Pol Budi Hermanto memimpin aksi sujud tersebyt saat apel pagi di halaman Polresta Malang Kota, Senin (10/10/2022).

Tragedi Kanjuruhan berada dalam wilayah Polres Kabupaten Malang. Sementara permintaan maaf tersebut diunggah oleh akun Polres Kota Malang.

Selain itu permintaan maaf juga dilakukan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta. Dia meminta maaf terkait  pengamanan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.

"Saya prihatin sekaligus meminta maaf jika di dalam pengamanan yang berjalan terdapat kekurangan," kata Kapolda di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, Kota Malang, Selasa dikutip dari Antara.

Ia pun berjanji akan melakukan evaluasi terkait dengan pola pengamanan saat pertandingan sepak bola.

"Ke depannya akan kami evaluasi bersama pihak terkait. Harapannya ke depan adalah pertandingan sepak bola yang aman nyaman dan menggerakkan ekonomi," kata dia.

Bukan Karena Gas Air Mata

Pernyataan terbaru Mabes Polri menyebutkan bahwa korban meninggal dunia usai menonton pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan bukan akibat gas air mata.

Hal ini disampaikan oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo. Menurutnya kebanyakan korban tragedi Kanjuruhan karena kekurangan oksigen dan terinjak-injak.

Menurutnya tidak ada satupun korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan akibat gas air mata.

"Dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata. Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen," kata Dedi kepada wartawan, Senin (10/10/2022).

Efek gas air mata, kata dia, pada dasarnya hanya akan menimbulkan iritasi. Namun, tidak sampai menyebabkan kematian.

"Sampai saat ini belum ada jurnal ilmiah yang menyebutkan ada fatalitas gas air mata yang mengakibatkan orang meninggal dunia," katanya.

Load More