Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 22 September 2022 | 15:19 WIB
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Provinsi Bali di Denpasar, Senin (8/8/2022). [ANTARA/Ni Luh Rhismawati]

SuaraBali.id - Naiknya harga tiket pesawat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Bali. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

Ia membenarkan korelasi antara harga tiket pesawat yang tinggi dan jumlah kunjungan wisatawan domestik ke pulau Dewata.

"Bisa kita lihat dari kunjungan wisatawan domestik terutama. Dulu domestik sangat jauh dengan wisatawan mancanegara, tapi sekarang dipepet. Kadang-kadang wisatawan mancanegara terbang 10 ribu per hari, domestik hanya bisa 11 ribu orang per hari," kata Wagub Bali di Kabupaten Badung, Kamis (22/9/2022).

Cok Ace mengatakan bahwa angka tersebut berpengaruh terhadap pemulihan Bali sehingga ia kini tengah membicarakan soal upaya menekan harga tiket pesawat terutama untuk perjalanan dalam negeri ke Kementerian Perhubungan.

Baca Juga: Para Istri PNS di Buleleng Diminta Tingkatkan Kewaspadaan Data Pribadi Dan Keluarga

Saat ini pun disebut belum ada kelanjutan soal permohonan tersebut, lantaran  keputusan pusat juga bergantung dan dipengaruhi oleh kondisi global hari ini.

Saat ditemui Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Cok Ace juga melihat  kondisi penurunan jumlah kunjungan wisatawan domestik terjadi tanpa terasa.

"Tidak terasa penurunannya karena di satu sisi kita promosi, di sisi lain ada kontra produktif harga tiket, tidak terlalu berpengaruh tapi seharusnya peningkatannya signifikan justru jadi tidak terkontrol sedikit gara-gara tiket," ujar Wagub asal Ubud itu.

Atas kondisi ini Cok Ace mengaku Pemprov Bali tengah gencar dalam mengembalikan kondisi melalui penyelenggaraan berbagai macam event  untuk menggaet wisatawan.

"Kalau kita melihat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yaitu 10 ribu per hari, jadi itu masih di bawah kondisi sebelum COVID-19 yg dulu sekitar 17 ribu - 18 ribu. Sudah sekitar 60-70 persen yang datang tapi tidak langsung sejalan dengan tingkat hunian," kata dia menjelaskan kondisi okupansi hotel di Bali.

Baca Juga: Pelaku Video Mesum Pakai Baju Adat Bali Rekam Setelah Melukat di Tirta Empul

Jika melihat okupansi hotel saat ini sejumlah hotel di Nusa Dua telah terisi 40-80 persen,bahkan ada event tertentu keterisiannya mencapai 100 persen.

Kendati demikian, ia menyadari bahwa pemerataan belum terjadi, di mana kawasan selain itu seperti Sanur, Kuta, Ubud, Lovina dan lainnya baru terisi tak lebih dari 20 persen, lantaran penetrasi baru dilakukan di Nusa Dua. (ANTARA)

Load More