Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 14 September 2022 | 09:45 WIB
Ilustrasi cabai (twitter).

SuaraBali.id - Harga Cabai belakangan ini naik di pasaran mencapai Rp.50.000, per kilogram. Hal ini pun disambut gembira oleh petani cabai di kabupaten Jembrana, Bali.

Dampak kenaikan harga cabai kali ini benar-benar dirasakan oleh para petani cabai di Medewi. Salah satunya I Komang Suartika.

Menurutnya, dengan lahan sekitar 50 are bisa bisa ditanam cabai dan pepaya unggulan.

Tak hanya menanam cabai, lahan tersebut juga ditanam pepaya sehingga dalam satu lahan akan bisa menghasilkan pendapatan berlipat ganda.

Baca Juga: 6 Ribu Lowongan Dalam Dan Luar Negeri Disediakan di Job Fair Denpasar 2022

"Sebenarnya saya bukan petani cabai tapi karena harga cabai mahal baru menanamnya. Sempat berpikir bagaimana caranya dalam satu lahan bisa mendapatkan 2 penghasilan. Yaitu juga dengan menanam tanaman pepaya," jelasnya, Senin (12/09/2022) sebagaimana diwartakan beritabal.com – jaringan suara.com.

Ia pun membuktikan bahwa dalam satu lahan tersebut bisa mendapatkan hasil secara maksimal yakni panen cabai dan panen pepaya.

Suartika merespon positif naiknya harga cabai di pasarankarena saat ini para petani ikut merasakan dampak kenaikan harga cabai.

"Dengan kenaikan harga cabai yang melambung tinggi dan berharap tingginya harga cabai bisa menutupi kebutuhan harga di tingkat petani," imbuhnya.

Komang Suartika memiliki lahan kontrakan 50 are dengan tanaman cabai sebanyak 4.000 pohon cabai dan tanaman pepaya 800 pohon.

Baca Juga: PLN Bali Belum Terima Arahan Penghapusan Daya Listrik 450 VA

Hasil panen perdana cabai yang diperoleh di lahan 50 are sebanyak 400 kilogram dengan harga cabai di tingkat petani Rp.45000 per kilogram. (ANTARA)

Load More