Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 02 September 2022 | 20:57 WIB
Kerusuhan antar siswa terjadi pada siswa SMP 14 Kota Mataram dengan SD Model, Jumat pagi (2/9/2022) [Istimewa]

SuaraBali.id - Kerusuhan antar siswa terjadi pada siswa SMP 14 Kota Mataram dengan SD Model, Jumat pagi (2/9/2022). Hal ini pun viral di media sosial dan membuat Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) langsung mengumpulkan kedua sekolah.

Cara ini digunakan untuk menguak kronologi dari pihak sekolah yang langsung melihat kejadian. Berdasarkan informasi, SD Model atau dulunya terkenal dengan SD Internasional selama ini melaksanakan aktivitas belajar mengajar di SMPN 14 Seganteng sejak sekitar tahun 2015-2016.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Yusuf mengatakan pasca kerusuhan tersebut ia langsung mengumpulkan kedua belah pihak di aula dinas pendidikan guna mendengarkan kronologi kejadian.

Hasilnya dinas mendengarkan adanya dua versi, yakni versi  dari SD Model Mataram dan SMP 14 Kota Mataram.

Baca Juga: 96 Gempa Bumi Tercatat Guncang NTB Sejak 26 Agustus 2022

"Banyak versi perihal kejadian ini", keluh Yusuf.

Yusuf juga menyayangkan adanya kerusuhan. Seharusnya guru dapat menahan siswanya sehingga tidak terkesan adanya pembiaran.

Sebab hal ini dinilai dari kegagalan guru dalam pembinaan karakter.

"Yang rusak hanya pembatas SMP 14 Mataram dan SD model, tidak ada kerusakan meja kursi dan tidak ada korban luka. Setelah kerusuhan anak-anak dipulangkan", katanya.

Pasca kejadian, Yusuf mengaku langsung mendapatkan perintah dari wali kota untuk mengambil tindakan tegas. Dinas juga memberikan dispensasi untuk libur  di dua sekolah untuk dilakukan pembenahan.

Baca Juga: Taman Nasional Moyo Satonda Menjadi Kawasan Bernilai Tinggi di NTB

Minggu depan SD Model Mataram akan dipindah ke Universitas Terbuka (UT) di Seganteng. Yang mana gedung bekas UT yang akan ditempati SD Model  sudah menjadi milik Pemerintah Kota Mataram.

Sebab dulu UT membangun gedung di atas lahan milik Pemerintah Kota Mataram dengan luas lahan sekitar 45 are dan sudah ada perjanjian.

"Kita akan pindah SD model ke UT di Seganteng", janjinya.

Sementara itu Kepala SMP 14 Mataram Lina Yetti mengaku belum bisa memberikan keterangan, sebab ketika kejadian dirinya sedang ada kegiatan di luar.

Pasca kejadian kedua sekolah juga sudah dipanggil.

"Pembatas triplek yang rusak meja kursi tidak ada yang rusak,” ujarnya.

Kontributor :  Toni Hermawan

Load More