SuaraBali.id - Kerusuhan antar siswa terjadi pada siswa SMP 14 Kota Mataram dengan SD Model, Jumat pagi (2/9/2022). Hal ini pun viral di media sosial dan membuat Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) langsung mengumpulkan kedua sekolah.
Cara ini digunakan untuk menguak kronologi dari pihak sekolah yang langsung melihat kejadian. Berdasarkan informasi, SD Model atau dulunya terkenal dengan SD Internasional selama ini melaksanakan aktivitas belajar mengajar di SMPN 14 Seganteng sejak sekitar tahun 2015-2016.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Yusuf mengatakan pasca kerusuhan tersebut ia langsung mengumpulkan kedua belah pihak di aula dinas pendidikan guna mendengarkan kronologi kejadian.
Hasilnya dinas mendengarkan adanya dua versi, yakni versi dari SD Model Mataram dan SMP 14 Kota Mataram.
"Banyak versi perihal kejadian ini", keluh Yusuf.
Yusuf juga menyayangkan adanya kerusuhan. Seharusnya guru dapat menahan siswanya sehingga tidak terkesan adanya pembiaran.
Sebab hal ini dinilai dari kegagalan guru dalam pembinaan karakter.
"Yang rusak hanya pembatas SMP 14 Mataram dan SD model, tidak ada kerusakan meja kursi dan tidak ada korban luka. Setelah kerusuhan anak-anak dipulangkan", katanya.
Pasca kejadian, Yusuf mengaku langsung mendapatkan perintah dari wali kota untuk mengambil tindakan tegas. Dinas juga memberikan dispensasi untuk libur di dua sekolah untuk dilakukan pembenahan.
Baca Juga: 96 Gempa Bumi Tercatat Guncang NTB Sejak 26 Agustus 2022
Minggu depan SD Model Mataram akan dipindah ke Universitas Terbuka (UT) di Seganteng. Yang mana gedung bekas UT yang akan ditempati SD Model sudah menjadi milik Pemerintah Kota Mataram.
Sebab dulu UT membangun gedung di atas lahan milik Pemerintah Kota Mataram dengan luas lahan sekitar 45 are dan sudah ada perjanjian.
"Kita akan pindah SD model ke UT di Seganteng", janjinya.
Sementara itu Kepala SMP 14 Mataram Lina Yetti mengaku belum bisa memberikan keterangan, sebab ketika kejadian dirinya sedang ada kegiatan di luar.
Pasca kejadian kedua sekolah juga sudah dipanggil.
"Pembatas triplek yang rusak meja kursi tidak ada yang rusak,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Jeda BRI Super League, PSIM Yogyakarta Liburkan Aktivitas Seminggu
-
Fakta-fakta Penting Soal Konflik Dua Raja di Keraton Kasunanan Surakarta
-
Lautan Masyarakat Iringi Pemakaman Raja Pakubuwono XIII
-
Klaim Asuransi Kerusuhan Tembus Rp150 Miliar
-
Kengerian Bentrokan di Liga Israel: 12 Warga Terluka, 9 Orang Ditangkap!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran