Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 02 September 2022 | 07:24 WIB
Ilustrasi nelayan tradisional.(pixabay)

SuaraBali.id - Demi memenuhi kebutuhan hidup, nelayan di pesisir Bali Barat tepatnya di Desa Pengambengan, Negara, Bali tetap melaut walau kondisi cuaca ekstrem. Hal ini terpaksa dilakukan karena mereka tidak punya kemampuan lain.

Seperti yang diungkapkan oleh nelayan sampan Poniman (54) Banjar Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali.

Dalam sehari ia mengaku tak menentu kapan akan melaut. Namun ia bisa melaut sampai 3 kali. Hal itu pun tergantung faktor cuaca.

Namun di saat cuaca ekstrem seperti saat ini, ia hanya bisa menangkap ikan rata-rata 30 kg. Sedangkan jika musim normal bisa mencapai 1 kuintal bahkan sampai 500 kg.

"Hari ini bersyukur cuaca agak bersahabat sehingga hasil lumayan dengan kondisi sampan normal. Hari ini dapat jenis teribang, ikan biji nangka, ikan temukan, ikan muduk minyak, ikan kadalan, dan ikan cotek. Walau jenis tangkapan hari ini bukan ikan kelas tapi lumayan bisa untuk kebutuhan rumah tangga," tuturnya sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.

Menurut Poniman, dari semua jenis ikan tangkapannya untuk harga sekilo bisa mencapai Rp.10.000 sampai Rp.30.000. Dengan hasil tangkapan jaring kurang lebih bisa mencapai 30 kg.

Hasil ini juga dipakai biaya merajut jaring jika ada yang rusak atau harus diganti. Risiko nelayan jaring justru lebih parah, kata dia, karena jika total perbaikan jaring bisa mencapai Rp.850.000 dalam hitungan 1 set.

"Jika lengkap biaya perbaikan malah bisa mencapai Rp.8 juta," keluhnya.

Maka itu, lanjutnya, para nelayan jaring sampan harus jeli dan pandai dalam membuang jaring sehingga tidak merusak dan menyangkut di karang.

"Bulan Juli hingga bulan ini (September-red) justru cuaca buruk, hingga hanya bisa pasrah perbaiki jaring," katanya.

Terkadang, menurutnya, ia merasa terpaksa melaut walau kadang tidak mendapatkan hasil apapun.

"Bulan ini cuaca yang ekstrem sangat memprihatinkan membuat sulit melaut, sementara kebutuhan hidup meningkat," ujarnya.

Load More