SuaraBali.id - Isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, seperti Pertalite dan Solar membuat ketar-ketir masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan sebagai sopir angkot dan ojek online (ojol).
Pasalnya, kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut akan membuat penghidupan mereka semakin terdesak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Persoalan tersebut disampaikan salah satu pengemudi ojol di Denpasar, Reza (23).
Sudah 1,5 tahun, Reza menggantungkan nasib dari kerjanya menjadi ojol. Pun penghasilannya tersebut hanya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Kayaknya nyiksa deh, ini aja sudah pas-pasan, apalagi kalau naik," ujarnya saat ditemui pada Jumat (26/8/2022).
Reza mengaku, sebelum ada kenaikan harga Pertalite menjadi Rp7.600 per liter, kerap mengonsumsi bahan bakar pertamax. Namun seiring naiknya harga pertamax, ia pun beralih menggunakan Pertalite.
Selain ancaman kenaikan harga BBM, pendapatan Reza juga berkurang. Lantaran ongkos untuk pengemudi yang berkurang dan juga makin banyaknya jumlah pengemudi ojol di Denpasar.
Dalam sehari, Reza bisa memperoleh Rp100 ribu hingga Rp150 ribu. Untuk kebutuhan BBM harian saja, ia harus menyisihkan Rp 40 ribu. Di tengah kondisi saat ini, Reza berharap, jika harga BBM naik juga diikuti dengan kenaikan tarif ongkos untuk pengemudi.
"Kalau seumpama (Harga BBM) naik ya tidak apa-apa asalkan ongkos kita juga naik," tuturnya.
Senada dengan Reza, seorang sopir angkot jurusan Ubung-Kereneng, Made Ramia (66) hanya bisa pasrah jika pemerintah merealisasikan kebijak yang memberatkan rakyat kecil itu.
Baca Juga: Nelayan Aceh Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Harga BBM: Sekarang Saja Sulit Dapat Pertalite
Ramia pun tak tahu lagi cara untuk bisa bertahan hidup dalam kondisi ketidakpastian, lantaran penumpang angkot saat ini sudah semakin sepi.
"Saya ndak tahu lah, ini saja sudah sepi, apalagi kalau (harga BBM) naik," ujarnya.
Ramia mengaku sudah jarang mendapatkan penumpang. Bahkan dengan tarif angkot Rp5.000, Ramia hanya bisa mendapat tiga penumpang dalam sehari. Kini, ia hanya bisa lebih mengharapkan penumpang menyewa angkot yang ditariknya.
"Kalau dapat (penumpang) charter, bisa dapat Rp50 ribu, Rp25 ribunya saya pakai beli bensin," ujar pria yang sudah menjadi sopir angkot sejak tahun 1974 itu.
Isu kenaikan harga BBM bersubsidi terus mencuat dalam beberapa waktu belakangan ini.
Kekinian, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, kuota bahan bakar Pertalite berpotensi akan habis pada akhir September dan Solar berpotensi akan habis pada akhir Oktober jika tidak ada tindakan tertentu terhadap subsidi dan konsumsi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali