SuaraBali.id - Warga Kota Denpasar yang kerap melintas di kawasan Renon mungkin sudah tidak asing dengan sejumlah pedagang nasi lawar babi dengan sepeda motor yang berjualan di pinggir jalan. Salah satunya adalah Made Darma (31), yang berjualan pada Rabu (17/8/2022) di Jalan Cut Nyak Dien, Renon, Denpasar, Bali.
Pada hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 ini, hari-harinya tetap berjalan seperti biasa. Ia memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan dan membuka keranjang yang berisi berbagai makanan.
Makanan yang dijual Made adalah nasi dan lauk pauk khas Bali seperti lawar, balung, sate lilit, dan pelengkap seperti sambal embe dan kerupuk rambak babi.
Di sisi lain, walaupun pada momen perayaan hari kemerdekaan, Made masih belum merasa “merdeka” saat menjalankan profesinya sebagai pedagang. Bahkan setelah lebih dari 10 tahun berdagang, ia mengaku masih sering ‘kucing-kucingan’ dengan kehadiran Satpol PP yang kerap melakukan penertiban.
Baca Juga: Kisah Mangku Wayan Lanus Pejuang Asal Bali yang Melawan Penjajah Dengan Klewang
“Ya setiap hari (Satpol PP) lewat, kadang disuruh pindah, kadang cuma lewat,” tuturnya saat ditemui setelah kegiatan upacara bendera di sekitar Lapangan Renon.
Tentu saja Made mengharapkan agar dirinya bisa berjualan dengan lebih leluasa, pasalnya pekerjaan ini penting baginya untuk tetap tinggal di Denpasar.
Untuk mengakali kehadiran aparat yang menggusur pedagang seperti dirinya, Made memilih untuk menunggu beberapa saat untuk kembali ke tempat awalnya berjualan, atau memilih untuk berjualan keliling di tempat lain.
Bersama sepeda motornya, Made menjual makanannya yang sudah dibungkus dan dibanderol mulai dari harga Rp2.000 saja. Ia tentu berharap supaya dagangannya habis setiap harinya.
“Saya jualan setiap hari dari jam 7 pagi sampai 12 siang. Habis itu jam 3 saya keluar lagi tapi keliling,” ujar Made. Pria yang berasal dari Buana Giri, Karangasem itu bahkan harus berkeliling ke banyak tempat seperti Pegok, Sesetan, hingga Pasar Ketapian untuk berjualan.
Made mengaku nyaman dengan berjualan seperti sekarang, terlebih ia memulai usahanya ini karena diawali hobi berjualan.
“Karena memang dari dulu remaja sudah suka jualan. Kalau dulu jualan saang (kayu bakar), dan biasa ngelawar juga,” tuturnya.
Kontributor Bali : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
-
Polisi Ungkap Lab Narkoba Hasis di Vila Uluwatu Bali Hasilkan Duit Rp 1,5 Triliun Dalam 2 Bulan
-
Polemik Kunjungan Dinas Sosial Kabupaten Bogor ke Bali, Boros atau Kebutuhan?
-
Tak Pakai Baju Nyelonong ke Rumah Warga, Pria Australia di Bali Diduga Mabuk Mushroom
-
Soroti Penerbitan Sertifikat, Kapolda Bali Beberkan Tantangan 'Sikat' Mafia Tanah
-
Berangsur Normal, Jumlah Penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Meningkat
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
- Coach Justin Semprot Shin Tae-yong: Lu Suruh Thom Haye...
- Jurgen Klopp Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Out Jadi Kenyataan?
- Saran Pelatih Belanda Bisa Ditiru STY Soal Pencoretan Eliano Reijnders: Jangan Dengarkan...
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
Pilihan
-
Emas Antam Terus Meroket, Hari Ini Seharga Rp1.498.000/Gram
-
Wakil Kepala Danantara Masih Rangkap Jabatan Dirut BUMN, Emang Boleh?
-
Media Arab: Gol Pertama Marselino Ferdinan Tidak Sah!
-
Hyundai All New Santa Fe Langsung Jadi Juara SUV Hybrid, Honda CR-V Minggir Dulu
-
Begini Tampang Sedih Pemain Arab Saudi usai Dipecundangi Timnas Indonesia
Terkini
-
Stan Australia Akan Dibuka di Festival Universitas Udayana, Buka Peluang Studi Internasional
-
292 Orang WNI Ditunda Berangkat ke Luar Negeri dari Bali, Diduga Hendak Jadi PMI Ilegal
-
Modus Pengelola Lab Narkoba di Bali, Masukkan Bahan Baku Dengan Cara Licik
-
Sasar Anak Muda, Pabrik Narkoba di Ungasan Pasarkan Narkoba ke Kafe Dalam Bentuk Vape
-
Pabrik Narkoba di Tengah Pemukiman Warga Bali Terbongkar, Barang Bukti Senilai Rp1,5 Triliun