Eviera Paramita Sandi
Senin, 15 Agustus 2022 | 18:00 WIB
Ilustrasi pengangguran. (Elements Envato)

SuaraBali.id - Berdasarkan data BPS tahun 2021 angka pengangguran di Mataram tercatat sekitar 13.000 lebih. Hal ini diungkapkan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Menurut data itu pula pengangguran tertinggi adalah lulusan SMA dan SMK.  

"Dari 13 ribu lebih itu, pengangguran tertinggi lulusan SMA dan SMK. Tapi data riil ada di kantor," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) H Rudi Suryawan, Senin (15/8/2022).

Tingginya angka pengangguran lulusan SMA dan SMK itu, menurut Rudi dipicu karena jumlah lulusan SMA dan SMK tidak sesuai dengan lowongan kerja yang tersedia.

"Angka lulusan terutama SMK yang harusnya siap kerja, tidak bisa terakomodasi dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia," katanya.

Pihaknya pun akan melakukan koordinasi dengan SMK dan Balai Latihan Kerja (BLK) agar membuka program kerja yang dibutuhkan, sehingga mereka bisa menjadi pekerja mandiri.

Sedangkan pihaknya menjadwalkan di bulan Oktober 2022, akan menggelar kegiatan pelatihan otomotif kepada 20 orang warga yang belum bekerja dari enam kecamatan.

"Rencananya mereka akan kita latih otomotif selama 10 hari, setelah itu mereka kita berikan bantuan peralatan untuk membuka usaha secara mandiri," katanya.

Pelatihan tersebut diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Mataram secara bertahap.

Rudi mengatakan angka pengangguran tahun 2021 itu turun jika dibandingkan data tahun 2020 yang tercatat sekitar 17 ribu pengangguran.

Sementara menyinggung tentang potensi tambahan angka pengangguran jika aturan penghentian tenaga honorer daerah, Rudi mengatakan untuk masalah itu belum ada penjelasannya.

"Kita tidak bisa prediksi akan bertambah atau berkurang, sebab kebijakan pemerintah itu masih dalam proses pembahasan," katanya. (ANTARA)

Load More