SuaraBali.id - Nama wabah penyakit cacar monyet atau monkeypox kini diganti menjadi Clade. Hal ini dilakukan World Health Organization (WHO) demi mencegah stigmatisasi.
WHO mengumumkan keputusan ini berdasarkan kesepakatan para ahli, penamaan variasi Clade kemudian disesuaikan dengan daerah asal temuannya.
"Konsensus tercapai untuk menyebut penyakit asal Cekungan Congo (Afrika Tengah) sebagai Clade I dan penyakit yang di Afrika Barat menjadi Clade II," jelas WHO melalui situs resminya pekan lalu.
WHO menjabarkan bahwa Clade II memiliki dua subvarian, yaitu Clade IIa dan Clade IIb. Varian yang belakangan tersebar masuk ke dalam kategori Clade IIb
Pihaknya mendalami bahwa penulisan varian harus menggunakan angka Romawi. Untuk subvarian, penulisannya menggunakan angka Romawi diikuti huruf kecil.
WHO sudah menggodok nama baru ini sejak Juni lalu. Saat itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa nama penyakit itu harus diganti agar tak memicu stigmatisasi.
Ghebreyesus mengumumkan rencana ini setelah lebih dari 30 ilmuwan menyatakan bahwa "diperlukan nomenklatur non-diskriminasi dan non-stigmatisasi untuk cacar monyet."
Saat mengumumkan nama baru ini, WHO menegaskan bahwa para ilmuwan pertama kali memberikan nama cacar monyet ketika menemukan virus itu pada 1958. Kala itu, WHO belum mengadopsi praktik terbaru penamaan penyakit yang ditetapkan untuk mencegah stigmatisasi.
"Praktik terbaik saat ini adalah virus baru, penyakit terkait, dan varian virus diberi nama untuk mencegah pelecehan terhadap kebaikan kebudayaan, sosial, nasional, kawasan, profesional, atau kelompok etnis tertentu, dan meminimalkan dampak negatif terhadap perdagangan, perjalanan, pariwisata, atau hewan.
Berita Terkait
-
Janji Ikang Fawzi Jalankan Wasiat Marissa Haque: Sesuai Selera Istriku!
-
Penyakit Ginjal Kronis: Tantangan Perawatan dan Upaya Pencegahan di Indonesia
-
Hari Diabetes Sedunia 2024: Ini Penyebab Usia 30-an Terkena 'Penyakit Gula', Bisa Disembuhkan?
-
Gejala Awal Cacar Air Yang Terjadi Pada Anak, Masa Inkubasi 7-21 Hari
-
Perspektif Penyakit dan Perawatan dalam Buku "How to Tell When We Will Die"
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
Terkini
-
Raja-raja di Bali Minta Bandara Bali Utara Dibangun di Atas Laut
-
Cerita Warga Saat Kejadian Erupsi Gunung Lewotobi, Lari Dan Hanya Ada Pakaian di Badan
-
Masyarakat di Pesisir Lombok Diminta Mewaspadai Gelombang 2 Meter Dan Banjir Rob
-
Karyawan Toko di Mall Bali Galeria Curi HP Seharga Rp 13 Juta Dijual Online Seharga Rp 7,9 Juta
-
Kunjungi Bayi Gibran di Pengungsian Gunung Lewotobi Wapres Beri Pesan Khusus