Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 01 Agustus 2022 | 09:03 WIB
Pendakian ke Gunung Rinjani mulai ramai dipesan untuk perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2022. [Istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - Momen perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2022 dirayakan oleh sebagian masyarakat dengan kegiatan pendakian. Seperti yang terjadi di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.

Tiket pendakian ke Gunung Rinjani mulai ramai dipesan para pendaki untuk momen hari kemerdekaan RI.

Banyaknya pemesanan tiket ini diduga karena adanya normalisasi kuota pendakian Gunung Rinjani dari 75 persen menjadi 100 persen dan lama pendakian menjadi 4 hari dan 3 malam.

Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Budi Soesmardi, mengatakan bahwa saat ini sedang terjadi lonjakan pemesanan tiket pendakian pada hari-hari menjelang 17 Agustus 2022.

Baca Juga: Pendakian Gunung Rinjani Kini Dibuka 100 Persen, 700 Wisatawan Bisa Mendaki Setiap Hari

Kendati demikian ia tak bisa memastikan jumlah angkanya.

"Yang sekarang mulai banyak dipesan itu mulai tanggal 14, 15 dan 16 Agustus, supaya mereka bisa merayakan 17 Agustus di atas. Tapi untuk (kuota) penuh sih belum, hanya saja lompatannya signifikan,” ungkap Budi.

Ia juga meyakini bahwa pemesanan tiket pendakian pada beberapa hari menjelang hari kemerdekaan tahun ini bisa penuh seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Pintu pendakian Sembalun, Torean, dan Senaru masih menjadi favorit para pendaki untuk merayakan Agustusan. Sedangkan pintu Pendakian dari Tete Batu, Timbanuh, dan Aik Berik agak kurang peminat.

Sedangkan pada hari-hari biasa seperti saat ini, jumlah pendakian Rinjani relatif sepi, walaupun sudah mengalami normalisasi. Dari 700 kuota pendakian per hari yang tersedia dari semua pintu pendakian, hanya 130 tiket yang terpesan.

Baca Juga: Titik Paling Rawan Balap Liar di Mataram Dijaga Ketat, Setelah Anggota Linmas Jadi Koban

Ditegaskan Budi, kuota pendakian saat ini bergantung kepada jumlah kasus Covid-19 yang terjadi di daerah. Artinya, sewaktu-waktu bisa terjadi perubahaan.

“Saat ini kan kita sedang melandai (Covid-19), itulah yang mendasari terjadinya normalisasi kuota pendakian,” tegasnya. (ANTARA)

Load More