SuaraBali.id - Rencana proyek kereta gantung di kawasan wisata Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat segera dimulai. Tak main-main investor asal China bahkan berani menggelontorkan dana Rp 2,2 Triliun.
Saat ini investor asal China PT Indonesia Lombok Resort (ILR) telah menurunkan tim ahli dari Bandung untuk desain awal . Pembangunan kereta gantung yang diklaim terpanjang di dunia mencapai 9 - 10 kilometer.
Selain kereta gantung, investor juga akan membangun dua resort yang berada di sisi bawah dan atas.
"Tim dari Bandung sudah datang. Mereka akan bekerja dalam 14 hari ini dengan tim dari LHK untuk desain awal. Setelah itu kita evaluasi," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Mohammad Rum di Gedung Serbaguna Bank Indonesia Perwakilan NTB, Senin (18/7/2022) sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.
Dijelaskan olehnya bahwa investor sebenarnya akan mendatangkan tim ahli dari Cina. Tetapi karena persoalan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) sehingga mereka tidak bisa datang ke Lombok.
Guna melakukan percepatan rencana pembangunan kereta gantung ini, investor menggunakan tim ahli dari Bandung.
Tim ahli dari Bandung akan bekerja selama 14 hari. Mereka turun ke lapangan untuk mengecek lokasi-lokasi tempat pemasangan menara yang akan menjadi penyangga atau tiang kereta gantung.
Desain awal ini, kata Rum sekaligus untuk penyusunan feasibility study (FS).
Setelah ini selesai, akan berlanjut pada tahapan penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Pembuatan Amdal sendiri, kata Rum, membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan.
"InsyaAllah tahun ini konstruksi sudah bisa dikerjakan," ucap Rum.
Untuk pembangunan kereta gantung ini nila investasi yang digelontorkan sebesar Rp600 miliar, sedangkan sisanya untuk membangun dua resort mewah.
"Jadi kawasan resort mereka akan bangun di atas satu dan bawah satu. Sehingga para penumpang mungkin bermalam dulu di bawah sebelum naik ke atas," terangnya.
Proyek kereta gantung akan dibangun di kawasan Gunung Rinjani yang berlokasi di Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara Lombok Tengah. Pembangunan kereta gantung ini tidak berada di zona inti Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).
Pembangunan kereta gantung dimulai dari Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara menuju kawasan hutan di bagian atasnya.
"Karena di atas ini tak sampai kawasan TNGR tetapi di luar kawasan TNGR. Karena untuk sampai ke Segara Anak 2 - 3 km mereka akan jalan. Sehingga disiapkan juga penginapan di atas," jelas Rum.
Berita Terkait
-
Ulasan Drama City of Romance: Rahasia dan Perlindungan dalam Kebohongan
-
OJK Keluarkan Aturan Baru Soal Aset Kripto, Intip Poin-poinnya
-
Marak Rokok Ilegal di Jakarta, Bea Cukai: Masuk dari Malaysia-China
-
Kontroversi Lift Kaca Kelingking Jadi Pelajaran: Ini Aturan Main Baru Investasi di Nusa Penida
-
Kenaikan Harga Veloz Hybrid Hanya Tinggal Menunggu Waktu
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran