SuaraBali.id - Pecinta kuliner dengan menu khas Jepang di Bali dijamin kini tak kesulitan lagi untuk membeli makanan kesukaan mereka. Terlebih kini saat beberapa makanan khas negeri matahari terbit itu sedang viral dan menjadi tren di media sosial tanah air.
Seperti dalam sepekan terakhir, muncul tempat makan di Denpasar yang menyajikan makanan ala negeri sakura namun dikemas serupa makanan yang umum ditemukan masyarakat, yaitu dibungkus dengan kertas minyak dan beralaskan daun pisang.
Makanan yang disebut nasi bungkus Jepang ini ramai tersiar di sosial media khususnya akun kuliner tren makanan di Bali, lantaran unik dan diakui sebagai yang pertama dengan konsep seperti ini khususnya di Denpasar.
Dalam waktu tak kurang dari tujuh hari, warung makan bernama Gohan Ku tiap harinya berhasil menjual 300-400 nasi bungkus Jepang di toko yang beralamat di Jalan Tukad Pakerisan Nomor 99 Denpasar.
"Peminatnya antusias, saya enggak sangka juga dari awal buka baru seminggu benar-benar disambut antusiasme tinggi sampai kewalahan. Kita bisa rata-rata 300 sampai 400 bungkus per hari dengan harga Rp15 ribu hingga Rp29 ribu paling mahal," kata Riska Aditya selaku Management Trainee Gohan Ku.
Makanan dengan menu ayam kari, ayam keju, ayam pedas, ayam yakiniku, ayam original, sapi yakiniku, sapi original, sapi lada hitam, dan nasi omega ini berhasil mencuri perhatian masyarakat kota madya dengan keunikannya yaitu dikemas layaknya nasi bungkus dan dipadukan dengan isian khas nusantara.
Nasi Jepang
Tak hanya daging dengan saos khas Jepang, dalam tiap porsinya Gohan Ku memberi tambahan makanan khas Indonesia seperti sambal mentah salah satunya.
"Sengaja dikolaborasikan dengan konsep orang Indonesia, kalau orang Jepang sambal itu tidak terlalu suka, palingan lada atau semacam paprika, kita orang Indonesia biasanya kadang suka pedas," kata Riska di Denpasar.
Baca Juga: Air Laut Meluber ke Area Parkiran Pantai Lebih Dan Siyut Gianyar, Pengunjung Sepi
Selain sambal sebagai pelengkap, pihak Gohan Ku menjelaskan bahwa di dalam tiap makanannya berisi telur, taburan bawang putih, dan nori.
Selain itu, pada pemilihan nasi makanan khas Jepang cukup berbeda dengan Indonesia. Tempat makan satu ini memilih menggunakan beras yang kerap dikonsumsi masyarakat Jepang, pun juga memiliki hasil akhir yang pulen.
Ke depan juga tak menutup kemungkinan sang pemilik menambah isian baru mengingat cabangnya kini dibuka di Pulau Dewata dengan menu makanan yang tak kalah di nusantara.
Hingga 31 Juli 2022 nanti, pihak Gohan Ku turut memberikan promosi lewat gratis yakitori atau satu tusuk sate tiap pembelian satu bungkus nasi ala Jepang itu.
Alasan promosi ini menjadi tambahan daya tarik yang dikatakan Riska mampu menggaet para pembeli, disamping keunikan makanan yang viral ini.
Jika diuangkan, Riska mengaku perharinya toko yang berpusat di Jakarta tersebut dapat membawa uang sekitar Rp5 juta hingga Rp7 juta hanya dalam satu pekan terakhir.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran