Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 15 Juli 2022 | 10:23 WIB
SMP Hindu Madyama Widya Pasraman (MWP) Jnana Dharma Sastra di Desa Umejero, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali mulai beroperasi. [Istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - SMP Hindu Madyama Widya Pasraman (MWP) Jnana Dharma Sastra di Desa Umejero, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali mulai beroperasi dan menerima siswa atau brahmacari angkatan perdana sejumlah 32 orang pada Kamis 14 Juli 2022.

Satu-satunya SMP Hindu di Buleleng tersebut telah melaksanakan upacara/ritual upanayana sebagai wujud atau simbol peningkatan status seorang siswa ke tingkat yang lebih tinggi dalam proses pendidikan.

Upanayana juga dimaknai sebagai upacara penyucian sebelum siswa mempelajari susastra keagamaan dan keilmuan secara umum.

Kepala SMP Hindu MWP Jnana Dharma Sastra, Wayan Sudiana Putra, mengatakan bahwa tahun ini sekolah hanya mampu menampung sebanyak satu rombongan belajar (rombel) saja sejumlah maksimal 32 orang.

Meskipun minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di sekolah Hindu cukup besar.

Menurut Sudiana, sekolah berbasis keagamaan memiliki keunggulan pada bidang pendekatan pendidikan secara holistik.

Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya menuntut siswa agar cerdas secara intelektual (IQ) tetapi juga pada aspek sikap dan spiritual (SQ) serta moral dan budi pekerti.

Ia berujar bahwa sejatinya pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

"Semua tujuan tersebut kami impelementasikan melalui pendekatan kurikulum berbasis keagamaan dengan tetap berpegang pada pendidikan karakter siswa," papar dia sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.

Sekolah ini menekankan pada pendekatan agama dan budaya pada proses pembelajaran.

"Kami ingin sekolah ini bukan hanya handal dan melahirkan siswa yang paham agama lebih dalam saja, tetapi juga mampu melestarikan adat dan budaya Bali itu sendiri," kata dia.

Sementara itu, Ketua Yayasan Mertajati Widya Mandala, I Made Bagus Andi Purnomo, yang mengelola SMP Hindu tersebut mengatakan bahwa secara koordinatif SMP Hindu MWP ini berada di bawah naungan Kementerian Agama RI.

Namun demikian, tetap berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Kemendikbudristek melalui dinas pendidikan di daerah.

Yayasan pun kedepan berinisiatif membangun sarana dan prasarana yang lebih representatif dengan dukungan dari para pihak untuk mengembangkan pusat pendidikan keagamaan yang lebih luas dan terintegrasi.

“Saat ini kami menempati gedung eks SMP Dharma Sastra di Desa Umejero. Kedepan kami berkeinginan mengembangkan pusat pendidikan yang lebih luas. Dalam hal ini saya mengundang tokoh/masyarakat yang ingin berkontribusi dalam cita-cita yang luhur dan mulia ini," ujarnya.

Bagus menerangkan bahwa pihaknya berharap dukungan dari masyarakat atas keberadaan SMP Hindu pertama di Pulau Dewata bagian utara tersebut melalui baik maril dan materiil.

"Sekolah ini adalah milik umat. Kami berharap dukungan dan pendampingan dari umat. Mari miliki dan jaga bersama-sama," tutur dia.

Load More