Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 20 Juni 2022 | 17:56 WIB
Puluhan alumni SMA/SMK Bali Mandara dan praktisi pendidikan menyampaikan aspirasi ke gedung DPRD Provinsi Bali, Senin (20/6/2022).

Yakni dengan bantuan dana pusat dan APBD senilai 2,5 juta untuk bantuan pendidikan.

Tapi menurutnya, bagi siswa miskin masalah yang dihadapi bukan hanya biaya pendidikan semata.

Tapi perlu mempertimbangkan belanja lain seperti transportasi, perut atau faktor-faktor lain di luar kebutuhan belajar mengajar.

"Kebijakan baru sama rata sama rasa tidak akan menyelesaikan masalah. Kalau alasan anggaran kami tidak terima karena selama pandemi, Pemprov Bali terus membangun infrastruktur. Bali harus bangun juga manusianya," ucap Tanju.

Baca Juga: Tamara Bleszynski Laporkan 3 Orang yang Diduga Gelapkan Warisan Orangtuanya

Sementara perwakilan dari Forum Komunikasi Pendidikan Bali (FKPB), Gede Suardana, menyampaikan aspirasinya.

Dia menegaskan bahwa biaya pendidikan dengan sistem SMA/SMK Bali Mandara tidak lebih dari 2 sampai 4 miliar.

Selain itu kajian yang dihasilkan oleh Pemprov Bali keliru lantaran hasil kajian yang juga keliru.

“Kami sampaikan pembiayaan tidaklah 20 kali lipat yang direncana beasiswa untuk 18 ribu siswa miskin.  Siswa di Bali Mandara Hanya 800 ribu per tahun. Maka dari itu kami ingin menyampaikan pendapat dari alumni , FKPB membahas lebih dalam lagi agar tidak ada kajian yang keliru,” tegas dia.

Suardana mengatakan pihaknya akan datang kembali besok, bertemu lagi untuk diskusi dengan pimpinan dan komisi IV, pemerhati pendidikan.

Baca Juga: Penerbangan Bali Ke Australia Bertambah Lagi, Kini Ada 5 Maskapai

Sehingga keputusan sistem pendidikan di SMA/SMK Bali Mandara itu bisa  tuntas secepatnya.

Load More