SuaraBali.id - Sejumlah seniman tari Janger Tradisi Duta Kota Denpasar yang mengisi helatan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV mendadak mengalami kerauhan atau kesurupan massal, Jumat 17 Juni 2022 malam.
Sontak, video kerauhan massal para penari janger tersebut menjadi viral di linimasa media sosial di Bali.
Pasalnya, untuk pertama kalinya sejak pelaksanaan Pesta Kesenian Bali secara langsung di era pandemi baru kali ini terjadi kerauhan massal.
Diketahui, para penari yang rata-rata pemuda dan pemudi itu berasal dari Sekaa Teruna Dharma Laksana, Banjar Kaja, Desa Adat Panjer, Denpasar.
Baca Juga: Detik-detik Seusai Kecelakan Bus Maut di Tabanan, Deretan Mobil Dan Motor Ringsek di Jalanan
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha menyebut bahwa ada beberapa faktor yang membuat kerauhan itu terjadi.
Menurutnya, kerauhan atau kesurupan massal itu terjadi lantaran adanya efek psikologis karena gugup tampil di depan publik.
Guru Besar Seni Pertunjukan ISI Denpasar ini juga menyebut hal tersebut sebagai hal yang lumrah terjadi.
“Yang dari Panjer, itu kita dari segi psikologis kan sudah lama tidak pernah tampil, dan sekarang diberikan kesempatan tampil di event sekelas PKB lagi, biasa itu,” katanya, Sabtu 18 Juni 2022.
Bahkan, dirinya mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah bagian dari ungkapan kebahagiaan suksesnya penampilan mereka.
Baca Juga: BREAKING NEWS Kecelakaan Maut di Hari Raya Kuningan, Bus Tabrak Banyak Kendaraan di Tabanan
“Jadi itu ungkapan kebahagiaan itu, ungkapan kebahagiaan mereka selesai pentas kan biasa, apalagi pentas mereka sukses, diberi applause oleh penonton ya mereka seperti kerauhan, trance lah,” paparnya.
Sugiartha juga mengatakan bahwa seperti halnya para seniman lainnya, para penari itu telah dibawa ke pura terdekat di sekitar venue Art Centre Denpasar untuk dimintakan tirta atau air suci untuk menyadarkannya.
“Itu biasa di ISI juga kalau orang ujian seniman, habis tampil biasa kerauhan, kita bawa ke Pura,” terang dia.
Dirinya juga mengungkapkan, bahwa tari Janger sendiri bukanlah tarian sakral, tetapi adalah jenis tari balih-balihan yang memang ditunjukkan sebagai bagian dari seni pertunjukan kepada masyarakat.
Pun begitu, walaupun bukan tarian sakral, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya kerauhan dalam setiap pertunjukan tari.
“Tidak, Janger kan bukan tari sakral, tapi kan tidak semua tari sakral ada unsur kerauhannya,” ungkapnya.
“Tapi kerauhan atau trance itu kan terjadi karena banyak factor, bisa karena terlalu bahagia, bisa juga karena sedang melampaui batas kesadaran, sekarang apakah ada roh masuk? Kan bisa saja begitu, ditengah-tengah kesadaran yang menurun. Kan kita memuja Dewa Lango, Dewa Siwa, berbagai dewa, mungkin saja ada masuk ,” jelas dia.
Nama Kontributor: Rahman
Berita Terkait
-
Viral Pelayanan Ramah CS BRI untuk Nasabah Disabilitas, Tuai Pujian Publik
-
Nissa Sabyan dan Ayus Menikah dengan Mahar 200 Ribu, Video Lawas 'Gelay' Viral Lagi
-
Berhubungan Erat di Masa Lalu, Ini Bukti Kedekatan Anies dan Pramono Anung
-
Rumah Rp 25 Juta Ini Menarik Perhatian Joko Anwar, Siap Berantem Sama Netizen
-
Viral Pengasuh Anak Diduga Lakukan Tindakan Asusila, Cium dan Susui Anak Majikan Tanpa lzin
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Kunjungan Wisatawan ke Gunung Rinjani Tinggi, Sampah Capai 31 Ton di Jalur Pendakian
-
Hilang Dua Hari di Kebun Saat Hendak Sembahyang, Dadong Ramaeyani Ditemukan Selamat
-
Dispar Bereaksi Ketika Bali Tidak Direkomendasikan di Tahun 2025 : Tidak Ada Alasan
-
Serangan Hoaks Pilkada Bali: Polda Kewalahan Buru Buzzer TikTok & Instagram
-
Kecelakaan Beruntun di Gatsu Tengah Denpasar, Ini Kronologi Awal Dan Penyebabnya